Perwujudan Tauhid Melalui Ibadah Qurban / Menyembelih Hewan Pada Hari Raya Idul Adha - Teks Khutbah Idul Adha
Perwujudan Tauhid dalam Qurban
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد:
Wahai hamba-hamba Allah..
Hari Raya ini sebenarnya bukanlah hari raya milik pribadi, seseorang sendiri berbahagia tanpa yang lainnya. Bahkan Hari Raya itu adalah Hari Raya Ummat, berbahagiannya Ummat Islam secara menyeluruh. Hari Raya ini adalah kebahagian kita bersama, diawali dengan menunaikan hak-hak orang yang paling berhak mendapatkan kebaikan kita yaitu kedua orang tua –Ibu dan Bapak–, lalu yang ada pertalian rahim, kemudian para shahabat dan teman-teman, berikutnya ummat secara umum.
Diantara yang mendukung perkara ini adalah adanya sedekah Fitri pada Hari Raya Idul Fitri, dan sedekah daging sembelihan pada Hari Raya Idul Adha, dari tinjauan ini dapatlah kita mengerti dan mengetahui bahwa memberi bantuan hal-hal yang dibutuhkan oleh sebagian orang dan menyingkirkan kesulitan hidup pada sebagian mereka adalah sesuatu yang selalu beriringan dengan kondisi yang sesuai, sehingga Hari Raya sebenarnya adalah suatu kebahagian, kasih dan sayang, serta mempererat hubungan diantara kaum muslimin.
Hari Raya yang sebenarnya itu adalah sebagai syiar agama yang agung nan mulia, tiba setelah ketaatan berupa puada, dan hadir setelah tertunaikannya rukun yang besar yaitu rukun Islam berupa Haji, datang seusai melatih jiwa dan raga. Jadi Hari Raya adalah kebahagiaan karena karunia Allah dan taufiknya untuk bisa mengamalkan ketaatan-ketaatan.
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
"Katakanlah (Muhammad), "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan." [Yunus:58]
Wahai hamba-hamba Allah..
Pada hari Raya ini kita bergembira, bersenang-senang, berbahagia dengan adanya hari Raya ini, kita menyiapkan untuk menyambutnya berupa pakaian, makanan, minuman, dan perjamuan, sebagai wujud syukur kepada Rabb kita, berharap dengannya dapat menambah catatan amal ketaatan pada lembaran-lembaran kita pada hari kiamat dan juga sebagai pemberat di mizan sebagai kebaikan-kebaikan yang menyelamatkan.
Ingatlah wahai hamba-hamba Allah..
Dalam Ibadah Qurban ini kita diingatkan tentang sekian ibadah-ibadah yang agung yang ditujukan hanya kepada Allah saja, bukan untuk disekutukan dengan apapun selain-Nya.
Hari raya Qurban ini sebenarnya sebagai perwujudan syiar-syiar agama Islam, sebagai wujud tampilan-tampilan wajah bagi kemuliaan aturan Islam, terkandung makna yang besar berupa syiar Tauhid mengEsakan Allah dalam beribadah dan segala konsekwensi dari pengikrarannya.
Wahai hamba-hamba Allah kita telah mengetahui bahwa tujuan diciptakannya kita adalah untuk beribadah hanya kepada Allah, dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun juga. Inilah makna Tauhid, sebagaimana telah begitu banyak dalil-dalil yang kita baca dan kita dengar mengenainya.
diantaranya:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah hanya kepada-Ku." [Adz Dzariyat:56]
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
"Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya salatku, ibadahku (sembelihanku), hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb seluruh alam." [Al An'am:162]
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
"Maka laksanakanlah salat karena Rabbmu, dan berkurbanlah." [Al Kautsar:2]
Rasulullah ﷺ bersabda:
لَعَنَ اللَّهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيرِ اللَّهِ
"Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah" [HR Muslim]
Sembelihan ini ketika sesuai dengan aturan Islam, ikhlas karena Allah dan berdasar bimbingan Rasulullah, maka jadilah Ibadah Qurban ini betul-betul sebagai perwujudan Tauhid kepada Allah beserta kandungan-kandungannya. Disisi yang lain kita juga mengingat lawan-lawan yang bertolak belakang darinya berupa sembelihan-sembelihan yang merebak dan beredar dimasyarakat yang merupakan wujud gambaran kesyirikan sebagai dosa terbesar, berupa sembelihan qurban yang dijadikan sebagai bentuk sesaji untuk penguasa lautan atau daratan dari para jin, setan, penunggu-penunggu jalan, kuburan-kuburan kramat, pepohonan angker maupun batu bertuah dan lain sejenisnya.
وَجَعَلُوا لِلَّهِ مِمَّا ذَرَأَ مِنَ الْحَرْثِ وَالْأَنْعَامِ نَصِيبًا فَقَالُوا هَٰذَا لِلَّهِ بِزَعْمِهِمْ وَهَٰذَا لِشُرَكَائِنَا ۖ فَمَا كَانَ لِشُرَكَائِهِمْ فَلَا يَصِلُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَمَا كَانَ لِلَّهِ فَهُوَ يَصِلُ إِلَىٰ شُرَكَائِهِمْ ۗ سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ
"Dan mereka memperuntukan bagi Allah sebagian hasil tanaman dan hewan, sambil berkata menurut persangkaan mereka, "Ini untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala kami." Maka saji-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak akan sampai kepada Allah, dan saji-sajian yang diperuntukan bagi Allah, maka sajian itu sampai kepada berhala-berhala mereka. Sangat buruk ketetapan mereka itu." [Al An'am: 136]
Idul bahri (perayaan ritual sesaji lautan) ataupun idul bari (perayaan ritual sesaji daratan), semua itu merupakan lawan dari Idul Adha dan Idul Fitri. Mereka berupaya mencampur adukan antara persembahan kepada Allah yang merupakan ajaran Islam dari Rasulullah dengan persembahan kepada para berhala dan setan dari ajaran-ajaran sisa-sisa peninggalan tradisi nenek moyang yang non Islam lagi penyembah roh-roh dan benda-benda mati lainnya.
وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Dan janganlah kamu campur adukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya." [Al Baqarah:42]
Dalam Hari Raya Qurban, Idul Adha, terkandung padanya kecintaan, rasa takut dan harapan kepada Allah taala.
Cinta terwujud dengan mengikuti Sunnah Nabi-Nya, dalam ayatnya yang berbunyi
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Katakanlah (Muhammad), "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." [Ali Imran:31]
Takut hanya kepada Allah, tidak takut kepada ancaman kualat, penyakit dan musibah bala bencana dikarenakan tidak memberikan persembahan sesaji kepada para setan yang ini biasa dihembuskan oleh para wali-wali setan agar takut kepada setan. padahal Allah telah mengingatkan,
إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
"Sesungguhnya mereka hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan teman-teman setianya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu orang-orang beriman." [Ali Imran:175]
Berharap dengan berqurban untuk Allah, karena Allah, dapat membangkitkan kembali harapan guna berjumpa Allah ﷻ nantinya dengan beramal shalih dan merealisasikan Tauhid, serta membuang segala bentuk kesyirikan.
ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
"Maka barang siapa mengharap pertemuan dengan Rabbnya, maka hendaklah dia mengerjakan amal shalih dan janganlah dia menyekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Rabbnya." [Al Kahfi:110]
Berikutnya kita mengingatkan istri-istri kita, saudari-saudari kita dari kalangan muslimat, agar berinfak, bersedekah, serta giat beramal shalih guna meraih kebaikan untuk dirinya dan keluarga. Supaya mendapatkan kebaikan dan balasan yang besar dari hal apa saja yang telah dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Amal shalih apapun yang kita lakukan sebenarnya, kebaikannya adalah kembali untuk diri kita sendiri.
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ
"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri..."[Al Isra:7]
ۚ وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا ۚ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." [Al Muzamil: 20]
Akhirnya semoga Allah memberikan rasa bahagia kepada hati-hati kita dalam ketaatan kepada-Nya. Dan semoga kita termasuk orang-orang yang diselamatkan dari api Neraka yang kengeriannya tidak bisa terbayangkan, dan dimasukkan kedalam Surga dalam keadaan senang, gembira dan penuh kenikmatan selama-lamanya, inilah kesuksesan yang sebenarnya.
ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ
"Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan..."[Ali Imran:185]
Semoga Allah mengabulkan doa kita. Aamiin Ya Rabal Alamin
Catatan semakna dengan khutbah Idul Adha pagi ini..
Mift@h_Udin
Kawunganten, Rabu 10 Dzulhijjah 1439 H
https://telegram.me/salafykawunganten
khutbah idul adha |
KOMENTAR