Bagaimana Kriteria Rebana yang Diperbolehkan dalam Acara Pernikahan / Walimatul Ursy?
KRITERIA REBANA DALAM WALIMATUL URSY
Hukum asal alat-alat musik adalah haram sebagaimana telah dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melalui sabdanya :لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ،
“Akan muncul di kalangan umatku, kaum-kaum yang menghalalkan zina, sutera, khamr, dan alat-alat musik." (HR. Bukhari)
Namun untuk rebana di acara pernikahan diperbolehkan. Dalam hadits Rubayyi’ bintu Mu’awwidz bin ‘Afra` radhiyallahu 'anhu dia berkata:
جَاءَ النَّبِيُّ n فَدَخَلَ حِيْنَ بُنِيَ عَلَيَّ فَجَلَسَ عَلىَ فِرَاشِي كَمَجْلِسِكَ مِنِّي فَجَعَلَتْ جُوَيْرِيَاتٌ لَنَا يَضْرِبْنَ بِالدُّفِّ وَيَنْدُبْنَ مَنْ قُتِلَ مِنْ آبَائِي يَوْمَ بَدْرٍ، إِذْ قَالَتْ إِحْدَاهُنَّ: وَفِينَا نَبِيٌّ يَعْلَمُ مَا فِي غَدٍ. فَقَالَ: دَعِي هَذِهِ، وَقُولِي بِالَّذِي كُنْتِ تَقُولِينَ
“Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang, lalu beliau masuk tatkala acara pernikahanku. Beliau duduk di atas ranjangku seperti duduknya engkau dariku. Maka beberapa anak perempuan kecil mulai memukul rebana sambil menyebut kebaikan orang-orang yang terbunuh dari orang-orang tuaku dalam Perang Badr. Salah seorang dari mereka ada yang berkata: ‘Di antara kami ada seorang Nabi, yang mengetahui apa yang terjadi esok hari.’ Maka Rasulullah n bersabda: ‘Tinggalkan ucapan ini, dan ucapkanlah apa yang tadi engkau katakan’.” (HR. Al-Bukhari, Kitab An-Nikah, Bab Dharbu Ad-Duf fin Nikah wal Walimah, no. 4852)
Al-Hafizh berkata ketika mengomentari hadits ini: “Al-Muhallab berkata: ‘Dalam hadits ini terdapat dalil tentang bolehnya mengumumkan pernikahan dengan rebana dan nyanyian yang mubah’.” (Fathul Bari, 9/203)
Juga hadits yang diriwayatkan dari Muhammad bin Hathib, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
فَصْلُ مَا بَيْنَ الْحَرَامِ وَالْحَلَالِ الدُّفُّ وَالصَّوْتُ فِي النِّكَاحِ
“Pembeda antara (hubungan) yang haram dan yang halal adalah menabuh rebana dan suara dalam pernikahan.” (HR. Ahmad, 3/418, At-Tirmidzi no. 1088, An-Nasa`i no. 3369, Ibnu Majah no. 1896. Dihasankan Al-Albani dalam Al-Irwa`, 7/1994)
Lalu muncul pertanyaan, bagaimana kriteria rebana yang diperbolehkan?
Asy Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullah ditanya, Apa yang di maksud rebana?
Beliau menjawab :
Rebana yang diperbolehkan menabuhnya pada acara pernikahan dan tatkala menyambut orang yang baru datang atau pada hari-hari ied adalah :
Rebana yang tidak mempunyai SISI kecuali hanya SATU saja. Adapun yang mempunyai dua sisi maka disebut dengan drum dan itu TIDAK BOLEH
Sumber : Silsilah Fataawa Nuur 'alad Darb kaset nomor 373
*¹ WALIMATUL URS : Acara pernikahan
Sumber : https://t.me/KajianIslamTemanggung dan asysyariah.com
📬 السؤال:
ما المقصود بالدف?
📭 الجواب:
الدف الذي يسمح به في الأعراس، وفي مناسبة حضور الغائب، وفي أيام الأعياد هو الذي ليس له إلا وجه واحد فقط، وأما ذو الوجهين فيسمى طبلاً ولا يجوز.
📼 المصدر : سلسلة فتاوى نور على الدرب > الشريط رقم [373]
KOMENTAR