8 Poster Wasiat Syar'i / Nasihat Untuk Hidup Berumah Tangga Antara Suami dan Istri
WASIAT SYAR'I UNTUK HIDUP BERUMAH TANGGA
[1] Asy-Syaikh Sa'ìd Sàlim ad-Damaraki hafizhahullah mengatakan,"Wahai suami, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mewasiatimu untuk BERBUAT BAIK KEPADA ISTRIMU, maka terimalah wasiat nabimu.
Dikarenakan di dalamnya terdapat kebahagiaanmu. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda
استوصوا بالنساء خيرا فإنه عوان عندكم
"Perlakukan para wanita dengan baik, karena mereka 'awàn (seperti tawanan) di sisi kalian." (Adàbuz Zifàf 198)
'Awàn: tawanan
Wanita mengikuti suaminya. Suaminya lah yang memberinya perintah. Dia yang memberinya larangan. Dia pula yang menafkahi wanita tersebut.
Hendaknya engkau (wahai suami) lembut kepadanya dan bersabar menghadapinya."
[2] Asy-Syaikh Sa'ìd Sàlim ad-Damaraki hafizhahullah mengatakan,
"Wahai saudariku para istri, ingat-ingatlah bahwa menikah adalah nikmat dari Allah kepadamu.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
لعل إحداكن تطول أيمتها من أبيها ثم يرزقها الله زوجا ويرزقها منه ولدا
"Barangkali ada di antara kalian yang lama masa lajangnya di tengah orangtuanya, kemudian Allah memberinya rezeki berupa suami, dan memberinya rezeki dari suaminya ini seorang anak." (As-Silsilah ash-Shahihah 823)
Beliau menyebut suami sebagai rezeki, anak dan harta (dalam lafzh lain disebutkan harta) sebagai rezeki.
Jadi nikmat rezeki ini harus dijaga, tidak boleh disia-siakan."
[3] Asy-Syaikh Sa'ìd Sàlim ad-Damaraki hafizhahullah mengatakan,
"Wahai saudariku para istri, ingat-ingatlah bahwa ketaatan kepada suami termasuk salah satu sebab untuk masuk ke dalam jannah (surga).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
إذا صلت المرأة خمسها و صامت شهرها وحفظت فرجها وأطاعت زوجها قيل لها: ادخلي الجنة من أي أبواب شئت
"Apabila seorang wanita salat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, menaati suaminya, nanti akan dikatakan kepadanya, "Masuklah engkau ke dalam jannah dari pintu mana saja yang engkau kehendaki. " (Shahih at-Targhib 1932)
Bila engkau mengetahui bahwa jannah itu diliputi oleh berbagai perkara yang dibenci (jiwa), empat hal ini membutuhkan kesabaran dan kesungguhan jiwa, untuk meraih pahala yang agung, yaitu jannah."
[4] Asy-Syaikh Sa'ìd Sàlim ad-Damaraki hafizhahullah mengatakan,
"Wahai saudariku para istri, ingat-ingatlah bahwa usahamu melakukan perdamaian bersama suamimu sebelum tidur (menjadikanmu) termasuk (yang mendapatkan) tanda-tanda (sebagai) wanita penduduk jannah.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
نساؤكم من أهل الجنة الودود الوالود العؤود على زوجها التي إذا غضب جاءت حتى تضع يدها في يد زوجها وتقول لا أذوق غمضا حتى ترضى
"Wanita kalian yang termasuk penduduk jannah adalah yang sangat penyayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya, yang bila suaminya marah, ia akan datang kepada suaminya hingga ia meletakkan tangannya di tangan suaminya, dan mengatakan, "Aku tidak akan merasakan tidur hingga engkau ridha." (As-Silsilah ash-Shahihah 287)
[5] Asy-Syaikh Sa'ìd Sàlim ad-Damaraki hafizhahullah mengatakan,
"Wahai saudariku para istri, Rabbmu menghasungmu untuk berdamai dengan suamimu, bila engkau mengkhawatirkan munculnya sikap nusyuz (jelek pergaulan) atau berpaling dari suamimu.
Allah Ta'ala berfirman,
{وَإِنِ امْرَأَةٌ خَافَتْ مِن بَعْلِهَا نُشُوزًا أَوْ إِعْرَاضًا فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا أَن يُصْلِحَا بَيْنَهُمَا صُلْحًا ۚ وَالصُّلْحُ خَيْرٌ ۗ وَأُحْضِرَتِ الْأَنفُسُ الشُّحَّ ۚ وَإِن تُحْسِنُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا} [النساء : 128]
"Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (An-Nisa 128)
Jadi mengalah kepada suami dalam sebagian perkara, permasalahan, atau sebagian hak, bukanlah aib pada (harga) diri seorang wanita. Bahkan hal ini termasuk kesempurnaan (kepribadian)nya."
[6] Asy-Syaikh Sa'ìd Sàlim ad-Damaraki hafizhahullah mengatakan,
"Wahai para suami dan istri, berhati-hatilah dari menyebutkan permasalahan rumah tangga kepada keluarga dan teman.
Suami dan istri hanya boleh mengajak bermusyawarah penasihat yang amanah yang akan menunjukkan keduanya kepada perkara yang bermanfaat bagi mereka dengan kenetralan (ketidakberpihakan) yang sempurna.
Adapun keluarga dan teman, terkadang akan berpihak pada salah satu dari kalian, mendahulukan kekerabatan dan persahabatannya kepada suami atau istri, hingga ia membantunya di atas kesalahan dan tidak memasukkannya ke jalan kebenaran."
[7] Asy-Syaikh Sa'ìd Sàlim ad-Damaraki hafizhahullah mengatakan,
"Wahai para suami dan istri, hendaknya pembicaraan kalian dibangun di atas:
✒ ketenangan dan
✒ akal (yang jernih).
Menjauhlah kalian dari sikap:
• kesombongan dan
• keegoisan.
Hendaknya perbincangan kalian itu ada di atas asas:
🌷Cinta dan
🌷Kasih sayang.
Jadikan kebenaran dan perdamaian sebagai tujuan pembicaraan kalian, bukan untuk:
🚫 membalas dendam atau
🚫 mengalahkan pasangannya."
[8] Dan yang Terakhir Wahai Para Suami dan Istri, Mintalah Pertolongan kepada Allah, dengan Doa...
Asy-Syaikh Sa'ìd Sàlim ad-Damaraki hafizhahullah mengatakan,
"Wahai para suami dan istri, berlindunglah kepada Allah dengan berdoa di dalam shalat malam dan ketika sujud agar teraih perbaikan keadaan dan agar hati kalian bersatu. Allah 'Azza wa Jalla berfirman,
{وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ ۚ لَوْ أَنفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَّا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ} [الأنفال : 63]
"Dan Dia Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Al-Anfal: 63)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
القلوب بين إصبعين من أصابع الله يقلبها كيف شاء
"Hati(para hamba) itu di antara dua jari dari jemari Allah, yang Ia membolak-balikkannya sekehendak-Nya." (Shahih at-Tirmidzi 2140)
Sumber : t.me/majalahqonitah | https://telegram.me/rasael_emaratia
KOMENTAR