Kisah Dermawan al Laits bin Sa'd, SUBHANALLAH..KEDERMAWANAN MACAM APAKAH INI?
SUBHANALLAH..KEDERMAWANAN MACAM APAKAH INI?
( Salah Satu Kisah Kedermawan Salafush Shalih)
Orang yang lebih faqih daripada al-Imam Malik, bahkan al-Imam asy-Syafi'i berkata (tentangnya):
"aku menyesal karena terluput dari bersahabat dengannya." Siapakah dia?
Dahulu beliau bershadaqah setiap harinya kepada 300 orang miskin. Beliau juga membuat halwa (manisan) untuk penuntut ilmu dan meletakkan di dalamnya beberapa (mata uang) dinar emas.
Al-Imam Malik rahimahullah menghadiahkan untuknya talam yang berisi tamr (kurma kering), lalu beliau mengembalikan talam tersebut penuh dengan emas.
Beliau membuatkan untuk sahabat-sahabatnya al-Faludzaj (makanan mewah sejenis puding) dan meletakkan padanya beberapa dinar (emas) agar masing-masing orang makan lebih banyak daripada temannya.
Wajahnya selalu berseri-seri, lembut hatinya, memberi makan anak-anak kecil dengan tangannya sendiri, dan melayani orang-orang miskin. Tidaklah seseorang meminta padanya sesuatu kecuali diberinya.
Dan tidak ada orang yang menyampaikan hajat padanya kecuali dia menunaikannya
Penghasilannya per tahun sebanyak 80.000 dinar (emas). Allah tidak hanya mewajibkan kepadanya zakat berupa dirham (perak) saja. Saking banyaknya infaqnya di jalan Allah, dia tidak menunggu haul (waktu setahun sebagai batas kewajiban membayar zakat harta) untuk mengeluarkan hartanya, tidak pula menunggu tercapainya nishab (batal minimal suatu harta dizakati).
Beliau biasa duduk untuk menjamu manusia. Manusia mengelilinginya, lalu mereka meminta (sesuatu) padanya. Beliau juga menunaikan hajat orang-orang. Tidak ada satu pun yang meminta padanya lalu dia tolak, baik itu kebutuhan besar atau pun kecil.
Beliau memberi makan manusia pada musim dingin dengan bubur dicampur madu lebah dan lemak sapi.
Dan pada musim panas dengan tepung gandum yang halus dicampur kacang almond dengan gula, sedangkan beliau adalah penjual madu.
Beliau memberi hadiah untuk 30 orang dengan 3000 dinar emas.
Pada saat itu, rumah Ibnu Lahi'ah¹ terbakar, lalu beliau memberikan padanya 1000 dinar emas. Beliau pernah menunaikan haji, lalu Imam Malik bin Anas menghadiahkan untuk beliau satu talam ruthab (kurma setengah matang). Lalu beliau mengembalikan talam tersebut dengan mengisinya uang sebanyak 1000 dinar emas.
Beliau juga memberi pada Qadhi Manshur bin 'Ammar 1000 dinar. Lalu beliau berkata:"Jangan engkau perdengarkan ini pada putraku sehingga dia menganggapnya remeh."
Lalu ucapan itu sampai pada putranya, Syu'aib. Lalu dia pun berinfak 999 dinar sembari berkata:"Hanyalah aku mengurangi infak ini satu dinar agar apa yang kulakukan ini tidak menyamai pemberian syaikh itu kepadamu!"
Yakni yang dia maksud (dengan syaikh) adalah ayahnya (yakni ayah dan anak pun sama-sama sangat dermawan)
Seorang wanita pernah mendatanginya dengan membawa cangkir. Lalu dia berkata:"sesungguhnya suamiku mengeluh.."sembari sang istri menyebutkan kepadanya tentang madu (yakni sang suami menginginkan madu).
Lalu beliau berkata:"Pergilah pada Abu Qasimah (yakni pegawai beliau) lalu kau katakan padanya agar dia memberikan padamu satu curah madu ( seukuran 120 rithl² madu)."
Lalu dia pun pergi. Tak lama kemudian datanglah Abu Qasimah sembari membisikkan sesuatu. Aku tidak mengetahui yang dia bisikkan padanya. Lalu beliau mendongakkan kepalanya (ke arah) Abu Qasimah seraya berkata:"Pergilah engkau, lalu berikan padanya satu curah. Sesungguhnya wanita itu meminta seukuran yang dia bawa (cangkir). Maka kita berikan padanya ukuran kita (120 rithl)."
Beliau adalah al-Laits bin Sa'd, seorang ulama besar Mesir. Beliau dihormati oleh orang-orang di zamannya sehingga wakil (amir) dan qadhi (hakim) Mesir berada di bawah perintahnya dan selalu meminta nasehatnya.
Al-Imam asy-Syafi'i merasa menyesal karena tidak sempat bersua dengan beliau. Beliau bagus dalam bacaan al-Qur'an dan nahwu serta menghafal sya'ir Arab dan hadits, bagus dalam mudzakarah.
Dulu al-Imam asy-Syafi'i pernah berkata:
"Al-Laits lebih faqih (berilmu) daripada Malik (bin Anas). Hanya saja para sahabatnya tidak menunaikan haknya (yakni dengan menyebarkan ilmunya)."
Berkata Qutaibah bin Sa'id:"Adalah al-Laits bin Sa'd menaiki kendaraan menuju masjid jami' untuk menunaikan shalat 5 waktu. Dan beliau *bershadaqah setiap harinya kepada 300 orang miskin.*"
Al-Laits bin Sa'd rahimahullah lahir di Qalqasyandah (salah satu kampung di Provinsi al-Qalyubiyah di Mesir) pada tahun 94 H dan wafat tahun 175 H di Mesir pada hari Jum'at, di pertengahan bulan Sya'ban tahun 175 H pada usia 81 tahun.
Khalid bin Abdus Salam ash-Shadafi berkata:"Aku menghadiri jenazah al-Laits bin Sa'd bersama ayahku. Maka aku tidak pernah melihat satu jenazah pun yang lebih agung dari beliau. Aku melihat semua manusia ditimpa duka cita. Mereka saling mengucapkan ta'ziah satu sama lain dan mereka menangis.
Maka aku berkata:"Wahai ayah, seolah-olah semua orang adalah sahabat jenazah ini."
Maka ayahku berkata:"Wahai anakku, engkau tidak akan pernah melihat yang semisal dia selamanya."
Akan tetapi madzhab beliau tidak tersebar karena murid-murid beliau tidak menunaikan hak beliau. Padahal ilmu beliau melampaui al-Imam Malik
Sumber:
1. Tarikh Dimasyq karya Ibnu Asakir (50/377)
2. Al-Wafi bil Wafayat (24/312)
3. Tarikh Baghdad karya al-Khatib al-Baghdadi (14/524)
4. Hilyatul Auliya karya Abu Nu'aim (7/319)
5. Siyar A'lamin Nubala' (7/213)
Semoga Allah merahmati sang Imam (al-Laits bin Sa'd), ahli fiqh dan al-Qur'an
Thuwailibul 'Ilmisy Syar'i (TwIS)
Alih Bahasa : Abu Abdillah Rahmat
Muraja'ah: Al-Ustadz Kharisman hafizhahullah
24 Jumadal Ula 1439 /12 Februari 2018
Catatan:
1. Abdullah bin Lahi'ah, ahli hadits Mesir bersama al-Laits bin Sa'id. Beliau dhabtul kitab (hafalannya kokoh apabila menyebutkan hadits dari kitabnya-pent). Tetapi ketika rumah dan kitab-kitabnya terbakar, para ulama tidak lagi mengambil hadits darinya kecuali bila berasal dari murid-muridnya yang mengambil hadits darinya sebelum kitabnya terbakar.
2. Para ulama berbeda pendapat tentang takaran rithl menjadi 3 golongan: rithl Syam, Mesir, dan Iraq. Jumhur fuqaha' Iraq menyatakan 1 rithl=382,5 gr. Adapun menurut fuqaha Mesir 449,28 gr. Sedangkan menurut jumhur fuqaha Syam menyatakan 1 rithl=1785 gr (al-Makayil wal Mawazin asy-Syar'iyyah melalui Wikipedia Arab). Bila mengambil ukuran terkecil (rithl Iraq=382,5 gr), maka madu yang beliau sedekahkan pada wanita tersebut adalah 45.900 gr atau 45,9 kg madu!
Wallahu a'lam
KOMENTAR