Ya Allah sungguh aku telah menzhalimi diriku dengan kezhaliman yang banyak, sedangkan tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa itu kecuali Engkau, maka ampunilah aku
TIGA UNSUR PENYEMPURNA SUSUNAN KATA TATKALA BERDOA
Dari Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu bahwa beliau berkata kepada Rasulullah ﷺ:“Ajarkan kepadaku suatu doa yang aku berdoa dengannya di dalam shalatku.
Rasulullah ﷺ pun bersabda:
“Ucapkanlah:
اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا، وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِي، إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
”Ya Allah sungguh aku telah menzhalimi diriku dengan kezhaliman yang banyak, sedangkan tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa itu kecuali Engkau, maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu, dan sayangilah aku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Muttafaqun ‘alaih].
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin –rahimahullah- berkata:
“Doa ini mengumpulkan konteks yang sempurna dalam berdoa.
Sebab doa:
🔘Terkadang menyebut keadaan orang yang berdoa saja
🔘Terkadang hanya menyebut sifat yang dihaturkan kepadanya doa(yaitu Allah)
🔘Kadangkala dengan menyebut permintaannya saja
🔘Dan terkadang menyebutkan seluruhnya (yang tersebut di atas).
Contoh doa yang di dalamnya hanya mengucapkan permintaan saja yaitu jika kamu katakan:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
Ya Allah ampunilah aku.
Permisalan doa yang menyebut keadaan orang yang berdoa saja seperti ucapan Nabi Musa –‘alaihissalam- dalam firman Allah Ta’ala:
فَسَقَى لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّى إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ ﴿٢٤﴾
Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: "Duhai Rabb-ku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku". [Q.S. Al-Qashash: 24]
Di sini tidak disebut kecuali keadaan orang yang berdoa saja yang berkonsekuensi meminta kedekatan dan rahmat-Nya.
Dan contoh doa yang menyebut keadaan orang yang berdoa dan permintaan, seperti ucapan Nabi Musa –‘alaihissalam- (dalam firman Allah Ta’ala):
قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ ﴿١٦﴾
“Musa berdoa: "Wahai Rabbku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku". Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." [Q.S. Al-Qashash: 16]
Dan doa yang paling sempurna yang disebut di dalamnya:
▪ keadaan orang yang berdoa,
▪ yang dipintakan doa kepadanya,
▪ dan permintaan.
Sebagaimana di dalam hadits ini.
Oleh karenanya Nabi –shalallahu ‘alaihi wasallam- mengajarkan kepada beliau (Abu Bakr) ucapan yang paling mencakup dalam konteks kalimat dan permintaannya.
📖 At-Ta’liq ‘alal Muntaqo min Akhbaaril Musthofa, 1/394.
_________
Catatan:
✍🏻اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا،
”Ya Allah sungguh aku telah menzhalimi diriku dengan kezhaliman yang banyak,"
Ini penyebutan kondisi orang yang berdoa
✍🏻 وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ
"sedangkan tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa itu kecuali Engkau,"
Ini penyebutan sifat yang dipintakan doa kepadanya
✍🏻 فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِي،
"maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu, dan sayangilah aku,"
Ini permintaannya.
✍🏻 إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Ini penyebutan sifat yang dipintakan doa kepadanya.
Penerjemah: Al-Ustadz Abu Yahya al-Maidany hafidzahullah
••••
📶 https://t.me/ForumBerbagiFaidah [FBF]
🌍www.alfawaaid.net
Agar doa terkabul via Galeri Poster Dakwah |
KOMENTAR