Waspadalah ! Allah Mengawasimu. Nasehat bagi yang suka maksiat ketika sendiri.
HATI-HATI SAUDARIKU, ALLAH MENGAWASIMU
(Sebuah Renungan Tentang Apa yang Kita Lakukan Kala sendirian)
Oleh : Al Ustadz Syafi'i bin Shalih al-Idrus hafizhahullah
Didalam hadits Jibril yang sangat mansyhur, Rasulullaah shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan bahwa peringkat dalam agama itu ada 3:
1. Islam
2. Iman
3. Ihsan
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas peringkat yang paling tinggi dari ketiga peringkat dalam agama tersebut, yaitu Ihsan.
Ihsan maknanya adalah "seseorang selalu merasa diawasi oleh Allah, baik ketika berada di tengah-tengah keramaian maupun ketika berada dalam kesendirian."
Dia merasa senantiasa diawasi oleh satu-satunya Dzat di alam semesta ini yang paling dia takuti dan sekaligus paling dia cintai, yang paling dia harapkan karunia-Nya dan sekaligus paling dia khawatirkan hukuman-Nya.
Dengan perasaan tersebut dia senantiasa menjaga hal-hal yang diwajibkan dan disunnahkan oleh-Nya serta menjauhkan diri dari segala hal yang diharamkan dan dibenci oleh-Nya.
Orang-orang yang berada dalam kedudukan ini selalu berlomba dalam kebaikan dan amal saleh sehingga Allah pun selalu bersama mereka, menolong dan menjaga mereka.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
انا الله مع الذين اتقوا والذين هم محسنون
"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang BERTAKWA dan orang-orang yang berbuah IHSAN" (QS. an-Nahl: 128)
Dijelaskan dalam hadits bahwa Ihsan memiliki satu rukun.
Pada saat Jibril bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang Ihsan, beliau menjawab:
ان تعبد الله كانك تراه، فان لم تكن تراه فابه يراك
"Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak (mampu untuk seolah-olah) melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu." (HR. Muslim)
Dari hadits ini para ulama menjelaskan bahwa Ihsan memiliki 2 peringkat, yang peringkat pertama lebih tinggi daripada peringkat kedua.
Peringkat pertama adalah : Anda beribadah kepada Allah seolah-olah menyaksikan Allah berafa di hadapan anda.
Jika anda tidak sanggup mencapai peringkat ini, yakinlah bahwa dalam setiap gerak-gerik anda, anda selalu berada dalam oengawasan Allah, dan inilah makna Muraqabah.
BAHAYA MAKSIAT SAAT TIADA MATA YANG MELIHAT
Setiap kita pasti pernah menyendiri, entah untuk satu kebutuhan atau sekedar ingin menjauhkan diri dari keramaian.Ada yang menyendiri malam hari pada suasana yang hening, berdiri menghadap wajah bermunajat kepada Ilahi.
Introspeksi, menghitung dosa yang dilakukan dalam sehari. Menyendiri guna membaca Al Qur'an, menulis artikel bermanfaat, atau mendengarkan kajian. Menyendiri dalam rangka meningkatkan keimanan dan mendekatkan diri kepada ar Rahman.
Akan tetapi, menyendiri untuk kepentingan ini sedikit sekali orang yang melakukannya.
Mayoritas manusia justru menyendiri dalam rangka berbuat dosa.
Ada yang berada di dalam kamarnya, membuka smartphone miliknya.
Dia merasa bebas melakukan berbagai kemaksiatan guna memuaskan syahwat karena tidak ada mata manusia yang melihat.
- Berhubungan dengan lawan jenis melalui medsos.
- Chatting dengan bahasa yang tidak senonoh dan tidak pantas.
- Browsing apa saja yang dimaukan oleh hawa nafsunya, tanpa peduli meski isinya konten pornografi.
Fa na`alullah as-salamah wal 'afiyah
(Kita memohon kepada Allah keselamatan dan perlindungan)
Apakah dia merasa takut kepada pengawasan manusia yang tidak bisa memberikan manfaat ataupun mudarat kepada dirinya sendiri sedikit pun, tetapi tidak takut kepada pengawasan Allah?
Ataukah dia lupa bahwa Allah senantiasa memandang ke arahnya?
Semoga tidak ada di antara kita yang demikian keadaannya. Seandainya ada, segeralah dia bertobat kepada-Nya. Sebab, jika masih juga melakukan hal tersebut, dia berada dalam bahaya yang sangat besar.
Di dalam hadits Tauban radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Aku benar-benar mengetahui sekelompok orang di dalam umatku yang datang oada hari kiamat dengan membawa kebaikan bagaikan Gunung Tihamah yang putih. Akan tetapi, Allah menjadikan kebaikannya tersebut bagaikan debu yang beterbangan"
Tsauban mengatakan:
"Wahai Rasulullah, terangkanlah (ciri-ciri) mereka kepada kami, agar kami tidak termasuk mereka dalam keadaan tidak menyadari"
Beliau bersabda:
"Sesungguhnya mereka adalah saudara kalian dan dari jenis kalian. Mereka mengambil bagian pada malam hari (untuk beribadah) sebagaimana kalian memgambilnya. Hanya saja, mereka adalah kaum yang jika menyendiri, mereka menerjang hal yang diharamkan Allah"
(HR. Ibnu Majah; dinyatakan shahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam ash-Shahihah 2/18)
Wahai saudariku, renungilah hadits ini dalam kesendirian anda.
Takutlah kepada Allah yang selalu memperhatikan seluruh gerak-gerik anda.
Dihadapan manusia, anda berpenampilan begitu sopan.
Hijab yang rapat menutup seluruh tubuh anda.
Tiada motif hiasan pada pakaian anda.
Tiada parfum wewangian semerbak keluar dari badan anda.
Tiada gurau canda tawa dengan lawan jenis anda.
Anda berjalan dengan menundukkan pandangan.
Anda berpaling dan menyingkir pada saat berpapasan dengan yang bukan mahram.
Akan tetapi, pada saat anda sendirian, semua lenyap dan menguap begitu saja.
Film ditonton tanpa rasa dosa. Musik di dengar dengan begitu nikmatnya. Lagu didengangkan dengan ceria. Foto-foto lelaki yang bukan mahram dipandang dengan sukacita.
Seolah-olah Allah tidak pernah memerhatikan dan tidak mengetahui semua yang anda lakukan.
Saudariku, jika anda melakukan hal itu dan menganggapnya sebagai perkara yang enteng disisi anda, sungguh itu adalah musibah yang besar.
Jika anda meyakini bahwa Allah tidak melihat anda, ini adalah kekukuran yang nyata.
Beda antara orang yang melakukan kemaksiatan secara rahasia dengan tetap merasa berdosa dan mengaku bersalah kepada Allah, dan orang yang setiap ada kesempatan melakukan maksiat dia langsung menerjang larangan-larangan Allah.
BALASAN BAGI ORANG YANG MENJAGA LARANGAN-LARANGAN ALLAH DALAM KESENDIRIAN
Orang yang selalu merasa diawasi oleh Allah dan takut kepada-Nya, akan mendapatkan balasan yang sangat besar.
Dia berada dalam kesendirian, tidak ada yang melihatnya jika dia hendak berbuat maksiat. Jiwanya menarik ; setan membujuk.
Akan tetapi, iman menghalanginya melakukan maksiat. Rasa takutnya kepada Allah begitu besar hingga saat dia mengingat-Nya, bercucuran air matanya. Balasan baginya adalah naungan Allah pada hari ketika tiada naungan kecuali naungan-Nya.
Di dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anha, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Ada tujuh kelompok manusia yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari ketika tiada naungan kecuali naungan-Nya:
- Pemimpin yang adil ;
- Pemuda yang tumbuh dalam peribadatan kepada Allah ;
- Lelaki yang mengingat Allah dalam kesendirian lalu bercucuran air mata ;
- Lelaki yang hatinya terpaut dengan masjid ;
- Dua orang lelaki yang saling cinta karena Allah ;
- Lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang perempuan yang berkedudukan dan memiliki kecantikan, tetapi dia mengatakan, 'Sesungguhnya aku takut kepada Allah' ;
- dan Lelaki yang bersedekah dengan merahasiakan sedekahnya hingga tangan kirinya saja tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh tangan kanannya."
(HR. Muttafaqun 'alaih)
BERTAKWALAH KEPADA ALLAH, SESUNGGUHNYA ALLAH MELIHATMU
Bagi seorang muslim, selama keislamannya baik dan keimanannya kuat, kalimat 'Bertakwalah kamu kepada Allah' dan kalimat 'Sesungguhnya Allah melihatmu' sudah cukup menjadi nasihat.
Maka dari itu, selalu ingatlah dua kalimat ini.
Dahulu ada seorang pemuda yang tergila-gila dengan seorang gadis. Gadis tersebut masih terhitung kerabatnya, yaitu putri dari pamannya. Akan tetapi, pada saat si pemuda mengutarakan isi hatinya, ternyata dia bertepuk sebelah tangan. Si gadis menolaknya cintanya.
Setelah berlalu beberapa tahun, si gadis mendatanginya karena butuh uang. Sang pemuda pun tidak membiarkan kesempatan tersebut. Dia pun memberikan uang dengan syarat si gadis mau melayaninya (berzina).
Tidak ada pilihan lain bagi si gadis kecuali menyanggupinya. Dia pun kemudian memberikan kepada si gadis uang 120 dinar.
Semua pintu telah dia tutup rapat-rapat. Keduanya telah berada di dalam kamar. Tidak ada manusia yang melihat mereka berdua.
Hingga pada saat sang pemuda sudah siap melaksanakan kehendaknya, tiba-tiba keluar ucapan lirih dari si gadis,
"Bertakwalah engkau kepada Allah. Jangan kau buka segel kecuali dengan cara yang sepatutnya!"
Mendengar ucapan tersebut, sang pemuda tersentak. Kesadaran mulai merasuki jiwanya, keimanan memasuki dadanya, dan rasa takut kepada Allah menguasai hatinya.
Benar memang seluruh pintu yang menghubungkan antara mereka dan pandangan manusia telah tertutup. Akan tetapi, ada satu pintu yang mereka tidak sanggup menutupnya.
Itulah pintu yang menghubungkan antara mereka dan pandangan Allah.
Akhirnya, sang pemuda pun meninggalkan si gadis bersama dengan uang yang telah diberikannya.
Kisah tersebut terdapat dalam hadits panjang yang disebutkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim.
••
Saudariku, anda harus yakin bahwa tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang sanggup menutupi anda dari pandangan Allah.
Anda selalu diawasi oleh Allah di setiap saat dan setiap tempat.
Tidakkah anda merasa malu kepada-Nya pada saat berbuat dosa?
Barakallahu fiik
(Semoga Allah memberkahi anda)
Majalah QONITAH
Edisi 33/vol.03/1439H-2017M
Hal 30-35
https://t.me/syarhussunnahlinnisa
https://t.me/syarhussunnahlinnisa
Menjaga Pandangan Mata via Galeri Poster Dakwah |
jazaakallahkhairan
BalasHapus