Kisahku : "Secercah Suka, Tertimpa Duka"

SHARE:

Kisah duka santri yang tenggelam saat berenang.

SECERCAH SUKA TERTIMPA DUKA

"Ada yang punya air minum gak ?"
"abang punya"
"mana bang?"
" tuh ambil di tungku, banyaak, hehe"

Itu kurang lebih percakapan akhirku dengannya sebelum ia menutup usianya di hari itu

Namanya Fajri, pribadinya sederhana, baik hati, murah senyum, keceriaan selalu terpasang di wajahnya. Ia masih memiliki hubungan darah denganku, masih tergolong sepupu abi.Berarti tepatnya ia adalah pamanku, namun karena usia terpauttidak terlalu jauh sehingga aku akrab memanggilnya "abang".

Saat hari ketiga setelah hari raya Idul Fitri1431 Hijriyyah, pondok pesantren kumengeluakan SK tidak ada libur hari raya bagi santri.

Sedih? memang!  kecewa? jelas! Namun Alhamdulillah kami sedikit terhibur dengan aktivitas yang diprogram pihak pondok pesanten.

Di antara kegiatan yang diadakan pihak pondok pesantren pada saat itu adalah pergi berkunjung ke rumah rumah teman dipusa kota dalam rangka mempererat ukhuwwah.

Hari ke 3 saat itu santri syabbab ( remaja ) mendapat jadwal untuk pergi.

Pihak pondok pesantren menyediakan sebuah mobil pick up untuk lebih bisa menampung santri syabab yang jumlahnya banyak.

Saat itu aku barulah menginjak kelas tahfidz, sehingga tidak diperkenankan ikut.
Blaa...blaa...

singkat cerita, mereka pun mengagendakan nanti sepulang berkunjung kerumah teman, akan singgah melepas penat disebuah kolam renang....Berenang merupakan salah satu olahraga yang paling digemari santri saat itu.

Waktu yg dipilih untuk berenang pada malam hari, untuk menghindari ikhtilath ( bercampur baur lakilaki perempuan yang bukan mahram?, katanya.

Allah memang mengatur semuanya, manusia hanya menjalaninya.

Sebuah peristiwa aneh beberapa saat
sebelum melaju ke kolam renang. Saat itu lewat seorang tak diundang dan tak dikenal dihadapan santri syabab saat itu dan berkata:  " Nanti pulang jangan sedih ya !"

Siapa sih orang ini? Kok ngomong seperti itu? Gak jelas blas ! Saat itu mereka tidak terlalu menanggapi ucapan lelaki antah berantah tersebut.

Mobil pun akhirnya melaju ke kolam renang yang dimaksud. Tanpa disadari mereka mengantar salah seorang teman mereka menuju detik penentuannya !

Kami pun para santri tahfidz dari pondok pesantren menyusul ke kolam renang tersebut seusai sholat isya. Baju ganti, sabun mandi, dan tak lupa gayung pun kami sudah siapkan agar menambah keseruan di permandian nantinya. Tak sadar , kalau sesungguhannya kami sedang digiring oleh suratan takdir menuku sebuah ketetapan, melihat salah seorang teman kami nantinya dipanggil oleh Allah Rabb yang hanya kepada Nya  lah kita semua akan kembali.

"jangan ada yang berenang dulu sampai ustadz datang"  kata ustadz kami mewanti wanti santri syabab saat itu. Ustadz saat itu tengah menemani kami dari pondok pesantren menuju kolam renang. Kami ditemani seorang musyrif dibelakang untuk mengawasi, sebut saja namanya Ami Utsman.

Sesampai nya santri syabab disana merekapun berhamburan turun dari mobil dan langsung menceburkan diri ke kolam renang. Tak sabar, lupa akan pesan Ustadz. Salah seorang pengurus mereka yang sedang terhambat karena ada sebagian biaya administrasi yang luput pun belum sempat masuk, ia kembali keluar mencari uang yang kurang. Setelah ditemukan kemudian di bayarkan.

"Keluar dari kolam renang kalian semua! Itu ada bayangan hitam dibawah kolam renang , seperti bayangan orang" Semuanya sontak kaget tak karuan "Sepertinya ada yang tenggelam, siapa yang tidak ada ?"

Namun anehnya tidak ada satupun yang bisa menerka dengan tepat sosok misterius di dasar kolam tersebut.
" Ada apa ini? " tanya ami yang baru saja melunasi administrasi, melihat semua santri berkumpul di pinggir kolam.  " itu mi, ada seperti bayangan orang tenggelam."

Dengan segera pemilik kolam renang pun diberi tahu.  " Loh tadi siang kan mayatnya sudah diambil".

Wih...wih...wih..., ternyata tepat di siang harinya juga ada yang tenggelam. Akhirnya diketahui setelah itu, bahwa kolam renang itu menyimpan berbagai cerita yang membuat bulu kuduk ini merinding mendengarnya.

"Iya, ada orangnya dibawah.", Kata sorang santri asal Sulawesi, setelah ia menyelam dan berhasil memegang telinga sosok tersebut.

Mendengar berita tersebut sang pemilik kolam renang pun langsung. "Bismillah, Allahu Akbar." Jebuur..

Ia pun menyelam dikedalaman 2 meter tersebut disusul santri asal Sulawesi tadi. Akhirnya jasad pemilik bayangan tersebut berhasil diangkat naik dan dikeluarkan. Saat itu sirwal yang ia kenakan tersingkap hingga lututnya terboran__
"Oh.. orang awwam mungkin ( pakai celana pendek, lututnya kelihatan)."

Akan tetapi ternyata....

Seorang fajri adalah sosok  pemilik bayangan tersebut.! Ia sudah terbujur kaku, walaupun saat itu jantungnya masih berdetak ringan.

Semua santri terdiam larut dalam kesedihan, sebagian menangis tak kuasa membendung air mata...Sebagian mencoba memberi nafas buatan. Mereka semua panik tak karuan, hingga diputuskan untuk segera dilarikan dirumah sakit terdekat guna mendapatkan pertolongan pertama.

Ustadz pun ditelepon , dan tak pelak mereka semua dihujani kata kata pedas dari beliau.

"Sudah saya katakan, jangan ada yang mandi dulu sebelum saya datang." Ustadz marah besar.

Banyak misteri kejadian tersebut yang hingga saat ini yang belum terpecahkan. Jika melihat kemampuan beliau dalam hal renang, Fajri adalah jagonya. Bahkan rumahnya hanya berjarak beberapa meter dari danau Maninjau

Namun semua kelihaian manusia tiada arti jikalau dihadapkan dengan suratan takdir yang telah Allah tetapkan.

Misteri kedua, disaat tenggelam pun tiada yang mengetahuinya seorangpun . Tiba tiba hilang tenggelam di dasar kolam. Jasadnya pun tidak mengapung orang yang tenggelam pada umumnya. Lebih anehnya lagi tidak ada satu santri pun yang melihat Fajri meminta tolong dan bantuan saat tenggelam.

Misteri ketiga disaat jasadnya dikeluarkan dari kolam terdapat dua garis biru seperti bekas cakaran di bagian pinggang.

Wallahu a'lam, hanya  Allah lah yang mengetahui tentang mengapa dan bagaimananya.

Saat perjalanan tidak seperti biasanya. Sehingga tatkala sampai dipertigaan menuju kolam renang mobil justru melaju lurus.__
 "Loh, mi gang kolam nya kelewatan?"** Ujar kami polos.
 "Diam ! Diam!" Balas ustadz yang saat itu duduk disamping sopir.

"Mungkin kita mau ke kolam renang yang lain, atau mungkin kita bisa mandi di rumah sakit jiwa aja." Ujar ami Utsman setengah bercanda karena mobil ketika itu akan melewati rumah sakit jiwa.

Dan ternyata mobil pun belok kiri dan memasuki area rumah sakit jiwa.
"Loh siapa ikhwan yang gila?", Kata ami Utsman kebingungan yang sedari tadi tidak tahu menahu apa yang terjadi.

Jin, sebagaimana manusia ada yang taat dan banyak pula yang jahat. Mengganggu manusia, menyakiti, memisahkan antara suami dan istri, bahkan membunuh....Namun Allah telah memberikan senjata untuk melawan mereka. Yaitu zikir zikir, terutama zikir pagi dan sore.

Dengannya Allah akan menjaga dan memberikan perlindungan Nya.

Disana telah berkumpul santri syabab, tertunduk malu, merasa basah kuyup semua. "Pulang kalian semua ke pondok!" Ustadz marah besar kepada  mereka. **"Fajri meninggal.."

Hah? Aku pun langsung menelan ludah saat mendengarnya, semoga bukan Fajri pamanku karena pemilik nama Fajri ada tiga saat itu.

Kaki ini pun ku seret, langkah demi langkah menuju ruang UGD. Tek..tek.. detak jantung ini berdegup kencang. Dan hampir tak kuasa mata ini menahan tangis yang membanjir, saat melihat ternyata memanglah pamanku. Aku harus menerima, ini takdir Allah, batinku.

Saat kusentuh badannya begitu dingin terbujur kaku, detak jantung nya tak lagi kurasakan. Aku hampir tak percaya,`

Inikah sosok Fajri yang tadi pagi masih sempat mencandaiku sebelum berangkat?

Inikah sosok Fajri yang tadi pagi masih mencerminkan senyuman di wajah cerianya?

Aku saat itu diam terpaku membisu tak sanggup tuk berkata kata.

Kawan...., hidup dan umur itu sangat singkat, sesingkat kita membolak balik telapak tangan ini, dan sesingkat mata ini berkedip di setiap detiknya.

Yang dulu ada menjadi tiada, yang sulu kecil menjadi besar. Anak anak menjadi besar dan dewasa, menjadi suami atau istri, menjadi bapak atau ibu, menjadi mertua, dan menjadi kakek atau nenek...Yang dulu ada menjadi tiada saat badannya terbungkus kain kafan, ia harus pamit untuk selamanya dari dunia fana ini guna melanjutkan hari hari di kehidupan berikutnya.

Malam itu juga abi ditelepon ustadz. Mendengar berita tersebut abi langsung mengontak pihak keluarga Fajri yang notabenenya masih awwam. Malam itu juga dua mobil meluncur menuju pondok pesantren membawa keluarga yang sedang duka tersebut dengan rute perjalanan sekitar tujuh jam. Malam itu juga, fajri dibawa pulang ke pondok pesantren menggunakan mobil ambulan rumah sakit.

Di sepanjang jalan hanya kami lewati dengan tatapan hampa. Hanya bisa termenung dalam lamunan, hanyut dalam duka yang baru saja menimpa, tidak ada yang berani berbicara angkat suara , apalagi bercerita dan bercanda.

Baju ganti masih tersedia, peralatan mandi belumlah terpakai tiada yang tersentuh, semuanya masih utuh. Di keesokan pagi, datanglah rombongan keluargaku ke pondok pesantren.

Saat mobil berhenti, serta merta keluar kakaknya tanpa alas kaki. Matanya sudah bengkak banjir air mata, disusul dengan keluarga lainnya. Semuanya segera memasuki rumah kecil yang tergeletak didalamnya jasad Fajri yang telah terbungkus kain kafan, semuanya menangis bahkan ada yang histeris tak kuasa menahan keadaan. Maklum mereka masih banyak yang awwam belum mengerti, semoga Allah mengampuni mereka.

Abi berusaha tegar menyabarkan mereka, menabahkan, menghibur, dan membesarkan hati mereka. Disiang hari itu juga , hari keempat setelah Idul Fitri 1431 Hijriyyah , jenazah Fajri dikebumikan, belasan mobil mengantarnya ke pemakaman,
rohimahullah.

Beberapa hari setelah kejadian tersebut ayah Fajri bermimpi melihat anaknya,
 "Pak, jangan sedih ya! Fajri baik baik saja kok disini."

Kalau melihat dari apa yang terjadi maka tak heran bila ayahnya bermimpi seperti itu....Dikarenakan Fajri baru saja menyelesaikan puasa Ramadhan, meninggal dikarenakan tenggelam pun termasuk syuhadal akhirah.... sebagaimana dalam sebuah hadits yang shohih.
 Jasadnya pun di sholatkan sekitar 200 ikhwan yang semuanya mendoakan ampunan dan kebaikan  untuknya.

Fajri, nama itu sekarang tinggal kenangan, ia sudah lembar hidupnya di usia 17 tahun, semoga Allah melimpahkan  dan rahmat untuknya.

Sementara kita  ?
Kesempatan bernafas masih Allah berikan, kesempatan menambah bekal takwa masih bisa dikejar, kesempatan bertobat dari segala dosa pun masih bisa kita genggam.

 Pertanyaannya, sudah maksimalkah kita menumpuk dan memupuk amal takwa kita?  Sudah siapkah kita tatkala suatu saat Allah memanggil kita? Tanyakan kepada dirimu setelah tafakkur dan jujur !

Ini hanyalah sebatang sirih atau setetes embun dari ribuan bahkan jutaan hikayat perjalanan manusia di muka bumi Allah.      Semoga kita bisa mengambil ibrah serta pelajaran dari ini semua.

إِنَّ فِيْ ذَالِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبُ أَوْ أَلْقَى السَمْعَ وَ هُوَ شَهِيْدٌ.

"Padanya terdapat pelajaran dan peringatan bagi siapa saja yang memiliki hati yang bersih ( diatas fitrah), memfokuskan pendengaran sementara ia menyaksikan."

Wallahu a'lam..

selesai

Dikutip dari majalah Qudwah Edisi 53 VOL. 05 1439 H. | 19 Shofar 1439 H

Sumber : WA Pemuda Islam

Kisahku : "Secercah Suka, Tertimpa Duka"
Bridge via Pixabay

KOMENTAR

BLOGGER: 1
  1. Bismillah...
    Ana membutuhkan Majalah Edisi 06-10, penting, apakah masih ada❓hub di WA 085641638559

    BalasHapus

Nama

Adab-Akhlak,234,Akhirat,22,Akhwat,108,Anak Muda dan Salaf,238,Anti Teroris,2,Aqidah,279,Arab Saudi,12,Asma wa Shifat,2,Audio,44,Audio Singkat,8,Bantahan,103,Bid'ah,59,Biografi,86,Cerita,64,Cinta,10,Dakwah,47,Doa Dzikir,67,Ebook,15,Fadhilah,71,Faedah Ringkas,17,Fatwa Ringkas,4,Fiqih,344,Ghaib,17,Hadits,169,Haji-Umroh,16,Hari Jumat,31,Hari Raya,5,Ibadah,43,Info,80,Inspiratif,39,IT,10,Janaiz,7,Kata Mutiara,128,Keluarga,237,Khawarij,21,Khutbah,4,Kisah,289,Kitab,6,Kontemporer,155,Manhaj,177,Muamalah,46,Nabi,20,Nasehat,633,Poster,7,Puasa,53,Qurban,18,Ramadhan,51,Rekaman,2,Remaja,155,Renungan,95,Ringkasan,100,Sahabat,69,Sehat,25,Sejarah,53,Serial,3,Shalat,157,Syiah,25,Syirik,15,Tafsir,49,Tanya Jawab,594,Tauhid,54,Tazkiyatun Nafs,108,Teman,20,Thaharah,21,Thalabul Ilmi,149,Tweet Ulama,6,Ulama,88,Ustadz Menjawab,9,Video,20,Zakat,12,
ltr
item
Atsar ID | Arsip Fawaid Salafy: Kisahku : "Secercah Suka, Tertimpa Duka"
Kisahku : "Secercah Suka, Tertimpa Duka"
Kisah duka santri yang tenggelam saat berenang.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYcieFjE8fRerZHRocyWj6miFRrsCVYVzfO1rxRuCXv6N9zR_ldmMn-AC5s8PlzXNNRq5_Nmcf8iL5yVwUkozc71QVgBGnYeuDY39DYQtGp5VJWRWXjqqUcsuYxXY3hV3SMxZdvKJuNKMM/s1600/bridge-2887353_640.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYcieFjE8fRerZHRocyWj6miFRrsCVYVzfO1rxRuCXv6N9zR_ldmMn-AC5s8PlzXNNRq5_Nmcf8iL5yVwUkozc71QVgBGnYeuDY39DYQtGp5VJWRWXjqqUcsuYxXY3hV3SMxZdvKJuNKMM/s72-c/bridge-2887353_640.jpg
Atsar ID | Arsip Fawaid Salafy
https://www.atsar.id/2017/11/kisahku-secercah-suka-tertimpa-duka.html?m=0
https://www.atsar.id/?m=0
https://www.atsar.id/
https://www.atsar.id/2017/11/kisahku-secercah-suka-tertimpa-duka.html
true
5378972177409243253
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts LIHAT SEMUA POST Selengkapnya Balas Batal Balas Hapus Oleh Beranda HALAMAN POSTS Lihat Semua BACA LAGI YUK LABEL ARSIP SEARCH ALL POSTS Al afwu, artikel tidak ditemukan Kembali ke Beranda Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Min Sen Sel Rab Kam Jum Sab Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des baru saja 1 menit yang lalu $$1$$ minutes ago 1 jam yang ago $$1$$ hours ago Kemarin $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago lebih dari 5 pekan yang lalu Pengikut Ikut THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy