KISAH INDAHNYA PERSAUDARAAN YANG DIBANGUN DIATAS MANHAJ SALAF (UKHUWAH ISLAMIYYAH)
بسم الله الرحمن الرحيم
Subhanallah simaklah kisah berikut ini dengan menghayati nya..
Baca sampai selesai...
Abu Bakr Ash-Shiddiq dan Rabi'ah Al aslami Radhiyallahu anhuma...
Rabi'ah Al aslami Radhiyallahu anhu mengisahkan :
" Dahulu aku melayani Rasulullah shalallahu alaihi wasallam,
Beliau memberikan kepadaku sebidang tanah dan memberikan (pula) kepada Abu Bakr sebidang tanah, dan datanglah Dunia(kepada kami).
Kami berselisih dalam permasalahan cabang pohon kurma,
Abu Bakr mengatakan ia di batasan tanahku, dan aku mengatakan: ia di batasan milikku.
Terjadilah pembicaraan antara aku dan beliau,
Maka Abu Bakr mengucapkan suatu kalimat yang tidak aku sukai (menyinggung perasaanku), dan beliau menyesal(setelah itu).
Maka beliau berkata kepadaku:" wahai Rabi'ah balaslah kepadaku ucapan yang semisalnya sehingga menjadi kisas(balasan).
Aku menjawab:"tidak akan aku lakukan
Maka beliau mengatakan: hendaklah engkau Katakan, atau akan aku laporkan engkau kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.
Aku menjawab: tidak akan aku lakukan...
Maka Abu Bakr pergi menemui Rasulullah shalallahu alaihi wasallam,
Aku pun mengikuti beliau.
Maka datanglah kabilah Aslam (kabilahnya Rabi'ah) mereka mengatakan: "semoga Allah merahmati Abu Bakr pada perkara apa beliau melaporkan engkau kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dalam keadaan dia telah mengucapkan suatu perkataan kepadamu(yang membuat engkau tersinggung).
Maka aku berkata: apakah kalian tahu siapa beliau ini ⁉ ini adalah Abu Bakr Ash-Shiddiq, dia adalah salah seorang dari dua orang yang berada dalam gua, dia adalah orang yang memiliki kematangan(didalam agama ini) dari kaum muslimin,
☄ hati-hati kalian(jaga ucapan kalian) jangan sampai beliau menoleh kemudian melihat kalian menolongku,
(Jangan sampai disebabkan ini) dia marah padaku dan mengadukannya kepada Rasulullah yang membuat Rasulullah marah disebabkan kemarahan Abu Bakar.
Karena Allah akan murka disebabkan kemarahan Rasulullah dan kemarahan Abu Bakar,
maka celakalah Rabi'ah.
Maka mereka berkata: apa yang engkau perintahkan kepada kami?
Rabi'ah menjawab: pergilah kalian (kembali)
Sampailah Abu Bakar di hadapan Rasulullah dan menceritakan apa yang baru saja terjadi antara dia dan Rabi’ah.
Tak lama kemudian Rabi’ah pun datang di tempat itu. (Rabi'ah mengatakan) aku mengikuti beliau sendiri,
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pun mengangkat kepalanya kepadaku lantas bersabada , “Wahai Rabi’ah apa yang terjadi antara kamu dan Ash-Shiddiq?”
Aku katakan: wahai Rasulullah terjadilah demikian dan demikian maka beliau mengatakan kepadaku kalimat yang tidak aku sukai(membuat aku tersinggung) maka beliau mengatakan kepadaku:
"katakanlah sebagaimana yang telah aku katakan kepadamu sehingga menjadi kisas, maka aku enggan,
maka Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menjawab:
"ya , jangan engkau balas, namun katakanlah :
semoga Allah mengampunimu wahai Abu Bakr,
kemudian Abu Bakr berpaling dan menangis.
sanad dari kisah ini dihasankan oleh assyaikh Al albaaniy Rahimahullah.
Sumber: assilsilah ashahihah no 3145.
petikan faidah dan hikmah dari kisah ini.
1. Tidak berlarut-larut ketika berselisih.
2. Jadilah seorang yang mudah memaafkan dan membalas kejelekan dengan kebaikan.
3. Indahnya akhlak mengakui kesalahan dan kembali pada kebenaran.
4. Menghormati dan memuliakan orang yang lebih tua dan lebih dahulu dalam dakwah.
5. Tidak boleh memanfaatkan kesalahan saudaranya untuk menjatuhkan kehormatannya dan menghinakannya.
6. Menjadikan pembawa Alqur'an dan assunnah dengan pemahaman salaf (seperti para ulama dan asatidzah) sebagai rujukan ketika berselisih, sebagaimana mereka ketika berselisih kembali kepada Rasulullah dimasa hidup beliau.
7. Tidak memanfaatkan kedudukan orang yang dekat untuk membela diri ketika salah,sebagaimana Abu Bakr beliau adalah orang yang paling dekat dengan Rasulullah sh
alallahu alaihi wasallam, beliau mertua Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, namun beliau tunduk dengan bimbingan nubuwwah.
8. Menjadikan akhirat Adalah tujuan utama, sebagaimana Abu Bakr takut akan dibalas diakhirat dan beliau meminta untuk dibalas di dunia.
9. Hendaklah bersikap adil dalam memutuskan.
10. Tidak boleh membela kesalahan*
✍ Abu Fudhail Abdurrahman Ibnu 'umar غفر الرحمن له
Website :
http://Salafycurup.com
Telegram.me/salafycurup
Subhanallah simaklah kisah berikut ini dengan menghayati nya..
INDAHNYA PERSAUDARAAN YANG DIBANGUN DIATAS MANHAJ SALAF
---------🌻-----------Baca sampai selesai...
Abu Bakr Ash-Shiddiq dan Rabi'ah Al aslami Radhiyallahu anhuma...
Rabi'ah Al aslami Radhiyallahu anhu mengisahkan :
" Dahulu aku melayani Rasulullah shalallahu alaihi wasallam,
Beliau memberikan kepadaku sebidang tanah dan memberikan (pula) kepada Abu Bakr sebidang tanah, dan datanglah Dunia(kepada kami).
Kami berselisih dalam permasalahan cabang pohon kurma,
Abu Bakr mengatakan ia di batasan tanahku, dan aku mengatakan: ia di batasan milikku.
Terjadilah pembicaraan antara aku dan beliau,
Maka Abu Bakr mengucapkan suatu kalimat yang tidak aku sukai (menyinggung perasaanku), dan beliau menyesal(setelah itu).
Maka beliau berkata kepadaku:" wahai Rabi'ah balaslah kepadaku ucapan yang semisalnya sehingga menjadi kisas(balasan).
Aku menjawab:"tidak akan aku lakukan
Maka beliau mengatakan: hendaklah engkau Katakan, atau akan aku laporkan engkau kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.
Aku menjawab: tidak akan aku lakukan...
Maka Abu Bakr pergi menemui Rasulullah shalallahu alaihi wasallam,
Aku pun mengikuti beliau.
Maka datanglah kabilah Aslam (kabilahnya Rabi'ah) mereka mengatakan: "semoga Allah merahmati Abu Bakr pada perkara apa beliau melaporkan engkau kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dalam keadaan dia telah mengucapkan suatu perkataan kepadamu(yang membuat engkau tersinggung).
Maka aku berkata: apakah kalian tahu siapa beliau ini ⁉ ini adalah Abu Bakr Ash-Shiddiq, dia adalah salah seorang dari dua orang yang berada dalam gua, dia adalah orang yang memiliki kematangan(didalam agama ini) dari kaum muslimin,
☄ hati-hati kalian(jaga ucapan kalian) jangan sampai beliau menoleh kemudian melihat kalian menolongku,
(Jangan sampai disebabkan ini) dia marah padaku dan mengadukannya kepada Rasulullah yang membuat Rasulullah marah disebabkan kemarahan Abu Bakar.
Karena Allah akan murka disebabkan kemarahan Rasulullah dan kemarahan Abu Bakar,
maka celakalah Rabi'ah.
Maka mereka berkata: apa yang engkau perintahkan kepada kami?
Rabi'ah menjawab: pergilah kalian (kembali)
Sampailah Abu Bakar di hadapan Rasulullah dan menceritakan apa yang baru saja terjadi antara dia dan Rabi’ah.
Tak lama kemudian Rabi’ah pun datang di tempat itu. (Rabi'ah mengatakan) aku mengikuti beliau sendiri,
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pun mengangkat kepalanya kepadaku lantas bersabada , “Wahai Rabi’ah apa yang terjadi antara kamu dan Ash-Shiddiq?”
Aku katakan: wahai Rasulullah terjadilah demikian dan demikian maka beliau mengatakan kepadaku kalimat yang tidak aku sukai(membuat aku tersinggung) maka beliau mengatakan kepadaku:
"katakanlah sebagaimana yang telah aku katakan kepadamu sehingga menjadi kisas, maka aku enggan,
maka Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menjawab:
"ya , jangan engkau balas, namun katakanlah :
semoga Allah mengampunimu wahai Abu Bakr,
kemudian Abu Bakr berpaling dan menangis.
sanad dari kisah ini dihasankan oleh assyaikh Al albaaniy Rahimahullah.
Sumber: assilsilah ashahihah no 3145.
petikan faidah dan hikmah dari kisah ini.
1. Tidak berlarut-larut ketika berselisih.
2. Jadilah seorang yang mudah memaafkan dan membalas kejelekan dengan kebaikan.
3. Indahnya akhlak mengakui kesalahan dan kembali pada kebenaran.
4. Menghormati dan memuliakan orang yang lebih tua dan lebih dahulu dalam dakwah.
5. Tidak boleh memanfaatkan kesalahan saudaranya untuk menjatuhkan kehormatannya dan menghinakannya.
6. Menjadikan pembawa Alqur'an dan assunnah dengan pemahaman salaf (seperti para ulama dan asatidzah) sebagai rujukan ketika berselisih, sebagaimana mereka ketika berselisih kembali kepada Rasulullah dimasa hidup beliau.
7. Tidak memanfaatkan kedudukan orang yang dekat untuk membela diri ketika salah,sebagaimana Abu Bakr beliau adalah orang yang paling dekat dengan Rasulullah sh
alallahu alaihi wasallam, beliau mertua Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, namun beliau tunduk dengan bimbingan nubuwwah.
8. Menjadikan akhirat Adalah tujuan utama, sebagaimana Abu Bakr takut akan dibalas diakhirat dan beliau meminta untuk dibalas di dunia.
9. Hendaklah bersikap adil dalam memutuskan.
10. Tidak boleh membela kesalahan*
✍ Abu Fudhail Abdurrahman Ibnu 'umar غفر الرحمن له
Website :
http://Salafycurup.com
Telegram.me/salafycurup
Bridge by Pixabay |
KOMENTAR