Hukum Berbisnis / Usaha dengan Ahlu Bid'ah / Hizbiyyun ? Baca nasehat dari Syaikh Ubaid berikut ini.
HUKUM BERBISNIS DENGAN HIZBIYYUN
Asy-Syaikh Al-'Allamah 'Ubaid bin 'Abdillah Al-Jabiry hafizhohullohPERTANYAAN:
Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala membalas anda dengan kebaikan dan juga menjaga Anda. Apakah boleh melakukan kerjasama dengan hizbiyyun dalam urusan dunia, misalnya dagang?
Beberapa pemuda melakukan hal ini dan mereka berkata: _“Saya tidak melakukan kerja sama dengan mereka kecuali dalam urusan dunia saja.”_
JAWABAN:
"Saya katakan, jika Anda mampu menjauhi dari ahli bid’ah hingga Anda tidak melakukan kerjasama apapun dengan mereka, baik urusan agama maupun dunia, maka lakukanlah.
Dalam urusan agama, mereka seringnya berupaya untuk mengarahkan semua aktivitasnya kepada aktivitas dakwah.
Karena itu, jangan sekali-kali kita mengakomodasi mereka.
Diantaranya jangan bantu mereka dalam mendirikan Masjid atau menerbitkan buku-buku mereka yang dengan itu kebid’ahan akan makin menyebar.
Jangan pernah hal ini dilakukan, selamanya.
Karena bila ada orang yang bekerjasama dengan mereka (dalam urusan agama) dalam keadaan ia tahu keadaan mereka, maka ia sama saja dengan mereka, baik ia menyadarinya atau tidak.
Sedangkan dalam urusan dunia, jika Anda memang dalam keadaan membutuhkan (kerjasama tersebut) dalam keadaan Anda adalah orang yang kokoh aqidahnya, kokoh dalam memegang Sunnah dan keras dalam menyikapi kebid’ahan, maka tidak mengapa untuk dilakukan (kerjasama tersebut) sekedar sesuai kebutuhan.
Namun harus tetap diperhatikan untuk tidak terlalu jauh berhubungan dengan mereka.
Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل
“seseorang itu tergantung kepada agama teman dekatnya. Maka lihatlah kepada siapa mereka berteman.”
Ini adalah permasalahan yang berbahaya.
Berapa banyak orang yang "menghilang" (dari dakwah) disebabkan masalah dunia, dia semakin jauh hingga akhirnya menjadi musuh dakwah.
Atau berapa banyak orang yang kehilangan kecemburuan (ghiroh) terhadap agama, kehilangan sikap wala’ dan baro’ (disebabkan pergaulan dalam masalah dunia).
Jika Anda ingin bekerjasama dengan ahli bid’ah (hizbiyyun) dalam keadaan Anda menjadikannya sebagai pekerja dan Anda menjadi atasan bagi dia, maka tidak ragu lagi bahwa hal ini lebih aman.
Namun tetaplah berhati-hati dari dia dan jadikan kerjasama ini semata hanya dalam urusan dunia.
Jangan sampai Anda merasa nyaman (akrab) dengannya, hingga akhirnya terbuka kesempatan bagi dia untuk mengajak Anda melakukan kerjasama yang bersifat agama atau dakwah.
Jika Anda mampu untuk mencukupkan diri tidak bekerjasama dengan mereka dengan beralih kepada yang lain, wahai para Salafiyyin, maka ini akan lebih memuliakan Anda.
Sesuatu yang lebih saya sukai adalah bila Anda tidak menjalin kerjasama dengan hizbiyyun, orang-orang revolusioner (yang hobi mengkritik pemerintah-pent), ataupun ahli bid’ah.
(Diambil dari al-Haddul Fashil Baina Muamalah Ahlus Sunnah wa Ahlil Bathil, pertanyaan no. 3)
Dinukil dari:
Majalah Al-Fawaaid Edisi 04
http://bit.ly/29OTvwj
~~~~~~~~~~~~~🌸
>>Turut menyebarkan:
14 Al Muharram 1439 H
¤ WA Syarhus Sunnah Lin Nisaa`
¤ Channel Telegram:
Https://t.me/syarhussunnahlinnisa
Gambar dari Pixabay |
itu ada gambar maklhuk bernyawa dipesawatnya akhy
BalasHapusAfwan.. sudah kami ganti. Jazakallahu khairan.
HapusSaya adalah seorang tukang bangunan, dan sekarang saya berkerja disebuah pondok hizbi, daripadanya saya juga membagun masjid dan yang lainnya. bolehkah pekerjaan itu saya teruskan? apakah harta yang saya dapatkan dari pekerjaan tersebut haram?
BalasHapusterima kasih
BalasHapus