Cara Salat Mutlak Menurut Salaf, Dalil Naqli Shalat Mutlak, Kapan Shalat Mutlak Dilaksanakan??
SHOLAT SUNNAH MUTLAK
Sholat berdasarkan penyebab pelaksanaannya terbagi menjadi 2, yaitu sholat muayyan/ muqoyyad dengan sholat muthlaq.Sholat muayyan adalah sholat yang memiliki sebab tertentu seperti tahiyyatul masjid karena masuk ke masjid, sholat qobliyah Subuh yang terkait dengan waktu sebelum pelaksanaan sholat Subuh, dan lain sebagainya. Pembahasan sebelum ini adalah tentang sholat-sholat muayyan. Baik sholat wajib maupun sholat sunnah.
Sedangkan sholat sunnah mutlak adalah sholat sunnah yang tidak terkait dengan sebab tertentu. Kapan saja seseorang ingin sholat, ia bisa sholat. Selama tidak berada di waktu yang terlarang sholat.
Waktu-waktu Terlarang Melakukan Sholat (Mutlak)
Ada 3 waktu terlarang melakukan sholat sunnah mutlak, yaitu:1. Setelah sholat Subuh hingga matahari naik setinggi tombak (sekitar 15 menit setelah terbit matahari).
صَلِّ صَلَةَ الصُّبْحِ ثَُُّ أَقْصِرْ عَنْ الصَّلَةِ حَتََّّ تَطْلُعَ الشَّمْسُ حَتََّّ تَ رْتَفِعَ
"Lakukanlah sholat Subuh kemudian tahanlah dari sholat hingga matahari terbit hingga naik (waktu Dhuha)" (H.R Muslim dari Amr bin Abasah)
إِذَا طَلَعَ حَاجِبُ الشَّمْسِ فَأَخِّرُوا الصَّ لَةَ حَتََّّ تَ رْتَفِعَ
"Jika terbit matahari, akhirkanlah sholat hingga matahari naik" (H.R al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar)
2. Matahari tepat berada di tengah langit hingga tergelincir (masuk waktu Dzhuhur).
عَ نْ عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ الُْْهَنَِِّ ي قَُولُ : ثَلَثُ سَاعَاتٍ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ي نَْ هَانَا أَنْ نُصَلِّيَ فِيهِنَّ أَوْ أَنْ ن قَْبُ رَ فِيهِنَّ مَوْتَانَا... وَحِيَْ ي قَُومُ
قَائِمُ الظَّهِيرَةِ حَتََّّ تََِيلَ الشَّمْسُ
Dari Uqbah bin Amir al-Juhaniy beliau berkata: "3 waktu yang Rasulullah shollallahu alaihi wasallam melarang kami untuk sholat padanya atau mengubur mayit kami…(salah satunya) saat matahari tepat berada di tengah hingga matahari condong (ke barat)" (H.R Muslim)
3. Setelah sholat Ashar hingga matahari tenggelam
وَلَ صَلَةَ ب عَْدَ الْعَصْرِ حَتََّّ تَغِيبَ الشَّمْسُ
"Tidak ada sholat setelah (sholat) Ashar hingga matahari tenggelam" (H.R al-Bukhari dari Abu Said al-Khudry)
Berapa Rokaat Sholat Mutlak?
Tidak ada ketentuan khusus berapa jumlah rokaat sholat sunnah mutlak. Seseorang bisa saja sholat dalam jumlah rokaat yang banyak tanpa tahu ia telah menyelesaikan rokaat sejumlah ganjil atau genap, kemudian di akhir ia bertasyahhud dan salam. Sebagaimana hal itu pernah dilakukan oleh Sahabat Nabi Abu Dzar radhiyallahu anhu:
عَنِ الَْْحْنَفِ بْنِ قَ يْسٍ قَالَ دَخَلْتُ ب يَْتَ الْمَقْدِسِ فَ وَجَدْتُ فِيهِ رَجُلًَ يُكْثِرُ
السُّجُودَ فَ وَجَدْتُ فِِ ن فَْسِي مِنْ ذَلِكَ فَ لَمَّا انْصَرَفَ ق لُْتُ أَتَدْرِي عَلَى شَفْعٍ
انْصَرَفْتَ أَمْ عَلَى وِتْرٍ قَالَ إِنْ أَكُ لََ أَدْرِي فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَدْرِي ثَُُّ قَالَ أَخْبَ رَنِِّ
حِبِِّ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَُُّ بَكَى ثَُُّ قَالَ أَخْبَ رَنِِّ حِبِِّ أَبُو الْقَاسِمِ
صَلَّى ال لَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَُُّ بَكَى ثَُُّ قَالَ أَخْبَ رَنِِّ حِبِِّ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً إِلََّ رَفَ عَهُ اللَّهُ بَِِا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْهُ بَِِا
خَطِيئَةً وَكَتَبَ لَه بَِِا حَسَنَةً قَالَ ق لُْتُ أَخْبِْْنِِّ مَنْ أَنْتَ ي رَْحََُكَ اللَّهُ قَالَ أَنَا أَبُو ذَرٍّ
صَاحِبُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَ تَ قَاصَرَتْ إِلََِّ ن فَْسِي
dari al-Ahnaf bin Qoys beliau berkata: Aku masuk Baitul Maqdis dan mendapati ada seorang laki-laki yang memperbanyak sujud. Aku merasa ada sesuatu dalam diriku (ingin menegurnya). Ketika telah selesai sholat aku berkata: 'Apakah engkau tahu jumlah rokaat sholat yang engkau lakukan itu ganjil atau genap?'
Ia berkata: 'Jika aku tidak tahu, sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla mengetahuinya.'
Kemudian ia berkata: 'Telah mengkhabarkan kepadaku kekasihku Abul Qosim (Nabi Muhammad) shollallahu alaihi wasallam…kemudian (sebelum sempat berbicara) ia menangis. Kemudian ia berkata: Telah mengkhabarkan kepadaku kekasihku Abul Qosim (Nabi Muhammad) shollallahu alaihi wasallam…kemudian (sebelum sempat berbicara) ia menangis. Kemudian ia berkata: Telah mengkhabarkan kepadaku kekasihku Abul Qosim (Nabi Muhammad) shollallahu alaihi wasallam: Tidaklah seorang hamba sujud kepada Allah satu kali sujud kecuali Allah akan angkat baginya satu derajat dan dihapus darinya satu kesalahan dan dicatat untuknya satu kebaikan.'
Aku (al-Ahnaf bin Qoys) berkata: 'kabarkan kepadaku siapa anda, semoga Allah merahmatimu.' Dia berkata: Aku adalah Abu Dzar Sahabat Rasulullah shollallahu alaihi wasallam. (al-Ahnaf bin Qoys berkata) maka aku menjadi merasa kecil"
(H.R Ahmad, adDaarimiy, riwayat Ahmad sanadnya shahih sesuai syarat Muslim)
Namun untuk sholat malam, sebaiknya dilakukan dua rokaat dua rokaat. Setiap dua rokaat salam. Karena Nabi shollallahu alaihi wasallam bersabda:
صَلََةُ اللَّيْلِ مَثْ مَثْ
"Sholat malam itu dua rokaat dua rokaat" (H.R al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar)
Bolehkah Sholat Sunnah Mutlak Dikerjakan Berjamaah?
Sholat sunnah mutlak boleh dikerjakan berjamaah. Sebagaimana Nabi shollallahu alaihi wasallam pernah mendapat undangan makan dari seorang wanita, kemudian beliau sholat sunnah mutlak berjamaah di rumah tersebut.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَا لِكٍ أَنَّ جَدَّتَهُ مُلَيْكَةَ دَعَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِطَعَامٍ
صَنَ عَتْهُ لَهُ فَأَكَلَ مِنْهُ ثَُُّ قَالَ قُومُوا فَلُِْصَلِّ لَكُمْ قَالَ أَنَسٌ فَ قُمْتُ إِلََ حَصِيرٍ لَنَا قَدْ
اسْوَدَّ مِنْ طُولِ مَا لُبِسَ فَ نَضَحْ تُهُ بَِِاءٍ فَ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَصَفَفْتُ وَالْيَتِيمَ وَرَاءَهُ وَالْعَجُوزُ مِنْ وَرَائِنَا فَصَلَّى لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ رَكْعَتَ يِْْ ثَُُّ انْصَرَفَ
Dari Anas bin Malik –radhiyallahu anhu- bahwa neneknya Mulaikah mengundang Rasulullah shollallahu alaihi wasallam untuk makanan yang dibuatnya. Kemudian beliau datang dan makan di tempat itu. Kemudian beliau bersabda: Bangkitlah agar aku sholat untuk kalian. Anas berkata: Maka aku bangkit untuk mengambil tikar milik kami yang telah menghitam karena sudah lama dipakai. Kemudian aku tetesi dengan air. Kemudian Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bangkit dan aku bersama anak yatim membuat shaf di belakang beliau. Sedangkan seorang wanita tua berdiri di belakang kami. Maka Rasulullah shollallahu alaihi wasallam sholat dua rokaat kemudian selesai sholat (H.R al-Bukhari dan Muslim)
Foto: crocus-flower | Sumber: Pixabay |
Sumber: Buku Fiqh Bersuci dan Sholat Sesuai Tuntunan Nabi
Karya : Ustadz Abu Utsman Kharisman hafizhahullah
KOMENTAR