Bukanlah yang dimaksud dengan lailatul qodr itu memperbanyak sholat, Apa yang dilakukan pada malam lailatul qodr
🕟REPOSTING dari Grup ini pada Romadhon tahun lalu. Semoga bermanfaat🕟
🌴🌴🌒🌴🌴🌒🌴🌴
Berkata asy Syaikh Muhammad bin 'Umar Bazmul hafizhahullah :
Bukanlah yang dimaksud dengan lailatul qodr itu memperbanyak sholat, (karena) sesungguhnya Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- tidaklah beliau sholat lail melebihi 11 rakaat baik di bulan romadhon atau selainnya.
Bukanlah maksud dari Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- jika memasuki 10 (hari terakhir) beliau mengencangkan ikat pinggangnya dengan memperbanyak sholat, bahkan yang dimaksudkan adalah i’tikaf sebagaimana itulah keadaan beliau shollallahu ‘alaihi wasallam sepanjang sejarah hidupnya.
Dan bukan pula yang dimaksudkan adalah (adanya) upacara (keagamaan) tertentu yang dilaksanakan pada malam itu!
Bukan… bukan itu yang dimaksud…hanya saja yang dimaksudkan hendaknya seorang hamba mendatanginya dengan berdoa dan berdzikir pada malam tersebut.
Tidakkah engkau mengetahui hadits yang dikeluarkan oleh (imam) At-tirmidzi dengan nomor : 3513.
Dari Aisyah rodhiyallohu ’anha beliau berkata, aku berkata: "Wahai Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- apa pendapatmu jika aku telah mendapati suatu malam adalah malam lailatul qodr, apa yang aku ucapkan padanya", beliau shollallahu ’alaihi wasallam bersabda :
" Ucapkanlah : (Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul 'afwa fa’fu ‘anni).
Berkata Tirmidzi:hadits hasan shohih.
Karena Rasul -shallallhu 'alaihi wasallam) tidak mengajarkan untuk memperbanyak sholat padanya, memperbanyak doa, dan (mengadakan) upacara peribadahan yang tertentu. Hanya saja beliau telah mengajarkan tentang do’a ini.
Dan didalam kitab Muwaththo dalam (pembahasan) kitab I’tikaf bab tentang apa yang datang pada malam lailatul qodr:
dari Malik -rahimahullah-bahwasanya telah sampai (berita) kepadanya bahwa Sa’id bin Musayyib -rahimahullah- dahulu berkata :
Wabillahittaufiq.
_________________
Landasan Ulin Banjarbaru Kalsel, 24 Ramadhan 1436H.
Alih bahasa: al Ustadz Abu 'Abdillah Zuhair al Banjariy hafizhahullah.
WA Salafiy KalSel ⛵
🌴🌴🌒🌴🌴🌒🌴🌴
Apa yang dilakukan pada malam lailatul qodr :
Berkata asy Syaikh Muhammad bin 'Umar Bazmul hafizhahullah :
Bukanlah yang dimaksud dengan lailatul qodr itu memperbanyak sholat, (karena) sesungguhnya Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- tidaklah beliau sholat lail melebihi 11 rakaat baik di bulan romadhon atau selainnya.
Bukanlah maksud dari Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- jika memasuki 10 (hari terakhir) beliau mengencangkan ikat pinggangnya dengan memperbanyak sholat, bahkan yang dimaksudkan adalah i’tikaf sebagaimana itulah keadaan beliau shollallahu ‘alaihi wasallam sepanjang sejarah hidupnya.
Dan bukan pula yang dimaksudkan adalah (adanya) upacara (keagamaan) tertentu yang dilaksanakan pada malam itu!
Bukan… bukan itu yang dimaksud…hanya saja yang dimaksudkan hendaknya seorang hamba mendatanginya dengan berdoa dan berdzikir pada malam tersebut.
Tidakkah engkau mengetahui hadits yang dikeluarkan oleh (imam) At-tirmidzi dengan nomor : 3513.
Dari Aisyah rodhiyallohu ’anha beliau berkata, aku berkata: "Wahai Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- apa pendapatmu jika aku telah mendapati suatu malam adalah malam lailatul qodr, apa yang aku ucapkan padanya", beliau shollallahu ’alaihi wasallam bersabda :
" Ucapkanlah : (Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul 'afwa fa’fu ‘anni).
Berkata Tirmidzi:hadits hasan shohih.
Karena Rasul -shallallhu 'alaihi wasallam) tidak mengajarkan untuk memperbanyak sholat padanya, memperbanyak doa, dan (mengadakan) upacara peribadahan yang tertentu. Hanya saja beliau telah mengajarkan tentang do’a ini.
Dan didalam kitab Muwaththo dalam (pembahasan) kitab I’tikaf bab tentang apa yang datang pada malam lailatul qodr:
dari Malik -rahimahullah-bahwasanya telah sampai (berita) kepadanya bahwa Sa’id bin Musayyib -rahimahullah- dahulu berkata :
"Barangsiapa yang menyaksikan (sholat) 'Isya pada malam lailatul qodr, maka dia telah mengambil bagian darinya."
Wabillahittaufiq.
_________________
Landasan Ulin Banjarbaru Kalsel, 24 Ramadhan 1436H.
Alih bahasa: al Ustadz Abu 'Abdillah Zuhair al Banjariy hafizhahullah.
WA Salafiy KalSel ⛵
KOMENTAR