Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir, ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir.
Mengapa Harus Mengeluh?
Ditulis oleh : Ustadz Abu Nasim Mukhtar bin Rif'ai
Pernahkah Anda merasakan keluasan rezeki?
Meraih cita-cita yang diharapkan.Keinginan yang sekian lama diidam-idamkan akhirnya terwujud. Bahkan barangkali Anda pernah merasakan kebahagiaan disebabkan suatu hal yang tidak pernah disangka sangka.
Lalu, seperti apakah sikap Anda saat itu?
Pernahkah Anda merasakan kesedihan dan kesusahan?
Mungkin jawaban Anda. "pernah" bahkan "sering sekali". Memang hari-hari singkat di dunia ini selalu dilingkari oleh ujian dan cobaan. Seolah-olah tidak diketahui awal dan pangkalnya. Ketika Anda sedang merasakan kesedihan dan kesusahan, bagaimanakah Anda bersikap?
Sebenarnya, tabiat manusia yang selalu lupa bersyukur dan sering mengeluh telah dijelaskan oleh Allah di dalam Al Qur'an. Kedua tabiat ini memang buruk dan tercela, oleh sebab itu, Allah menerangkannya agar kita, selaku hamba, dituntut untuk ingat dan sadar. Jangan lupa bersyukur di kala nikmat digenggam. Jangan mudah mengeluh saat kesusahan datang menyapa.
Allah berfirman:
إِنَّ الْإِنسَانَ خُلِقَ هَلُوعاً * إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعاً * وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعاً
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir. [QS. Al Ma'arij:19-21].
Sumber gambar: https://pixabay.com/en/rusty-chain-link-iron-steel-old-1457728/ |
Seperti itulah manusia! Termasuk kita tentunya. Kikir dan bakhil menjadi kebiasaan bila harta dan materi telah berada di tangan. Padahal, saat harta belum diraih, angan-angan untuk berbuat baik dan bersedekah tergambar indah. Belum lagi, sifat penakut yang tak terpisahkan dari jiwa. Ibadah dan amal shalih yang semestinya bisa dikerjakan, akhirnya gagal dan tertunda karena terhalang sifat penakut.
Banyak mengeluh juga penyakit kronis. Bila hujan turun, panas diharapkan. Jika panas yang datang, inginnya hujan diturunkan. Di saat begini minta begitu. Ketika yang benar-benar ada, inginnya seperti ini. Hidup akan terasa sempit dan sesak jika segala-galanya harus disikapi dengan keluh kesah. Benarlah sabda Rasulullah di dalam hadits Abu Hurairah riwayat Abu Dawud dan dishahihkan oleh Al Albani [As Silsilah Ash Shahihah 5601]
شَرُّ مَا فِي رَجُلٍ شُحٌّ هَالِعٌ وَجُبْنٌ خَالِعٌ
"Perangai terburuk yang ada pada seorang hamba adalah kikir, selalu berkeluh kesah, dan penakut yang berlebihan."
Sungguh, hidup di dunia ini akan terasa gersang dan kering jika dilalui dengan sikap kikir, penakut, dan selalu berkeluh kesah.
Abu Salamah radhiyallahu 'anhu adalah saudara sepersusuan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau termasuk shahabat yang masuk Islam dalam gelombang pertama. Turut berhijrah ke Habasyah dan berhijrah pula ke Madinah bersama sang istri, Ummu Salamah radhiyallahu 'anha. Sepulang dari medan Uhud, Abu Salamah meninggal dunia disebabkan luka-luka beliau saat peperangan tersebut.
Ummu Salamah mengeluh? Tidak! Ummu Salamah radhiyallahu 'anha justru dengan sifat mantap mengucapkan doa yang pernah diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bila memperoleh musibah dan merasakan cobaan. Walaupun, sempat pula Ummu Salamah berpikir, "Adakah laki-laki yang lebih baik dari Abu Salamah?"
Ummu Salamah tetap berdoa pasrah kepada Rabbnya:
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا
"Sesungguhnya kita adalah milik Allah, dan sesungguhnya kita pun akan kembali kepada-Nya. Ya Allah berikanlah pahala untukku atas musibah yang menimpa diriku, dan berikanlah pengganti dengan yang lebih baik." [H.R. Muslim dari Ummu Salamah]
Sungguh! Siapa pun orangnya yang membaca doa di atas ketika tertimpa pada musibah atau kesusahan, niscaya Allah akan menggantikan dengan yang lebih yang baik.
Setelah masa iddah Ummu Salamah akan selesai, Rasulullah lalu meminang dan menikahi beliau. Luar biasa! Adakah yang selalu lebih baik dari Rasulullah? Sejak detik ini, buanglah jauh-jauh udara kebiasaan mengeluh! Berusahalah untuk Beliau selalu berlapang dada dan jangan lupa berdoa kepada Allah agar memperoleh ganti yang lebih baik. Niscaya Allah akan mengabulkannya.
Disalin dari Majalah Qudwah Eisi 7 Vol. 01 2013 oleh Happy Islam
Sangat bermanfaat..
BalasHapusJazakumullah khairaa