Allah merahmati seseorang yang memudahkan ketika menjual dan membeli, dan ketika menagih haknya dari orang lain."
FIKIH JUAL BELI:
MEMUDAHKAN KETIKA MEMBELI, MENJUAL BARANG, DAN MENAGIH HUTANG
Jabir bin Abdullah radhiallahu 'anhuma berkata,
"Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا سَمْحًا إِذَا بَاعَ، وَإِذَا اشْتَرَى، وَإِذَا اقْتَضَى
"Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmati seseorang yang memudahkan ketika menjual dan membeli, dan ketika menagih haknya dari orang lain." (HR. Al Bukhari no.2076)
Hadits ini dimuat oleh Imam al Bukhari dalam bab
بَابُ السُّهُولَةِ وَالسَّمَاحَةِ فِي الشِّرَاءِ وَالبَيْعِ، وَمَنْ طَلَبَ حَقًّا فَلْيَطْلُبْهُ فِي عَفَافٍ
"Bab Memudahkan dan Bermurah Hati ketika Membeli dan Menjual, dan Barangsiapa yang Ingin Menagih Haknya Hendaknya Menagih Dengan Cara Baik."
Dalam riwayat Tirmidzi (no.1319), Abu Hurairah radhiallahu 'anhu berkata,
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ سَمْحَ البَيْعِ، سَمْحَ الشِّرَاءِ، سَمْحَ القَضَاءِ
"Sesungguhnya Allah menyukai kemudahan dalam menjual dan membeli, dan dalam menagih haknya (dari orang lain)." (Dishahihkan Syaikh al Albani)
KEUTAMAANNYA
Banyak sekali keutamaan yang akan didapat oleh seorang yang memiliki sifat yang mulia tersebut. Pada hadits-hadits di atas ditegaskan, bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala akan merahmati orang tersebut dan mencintainya.
Lebih dari itu, Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menganugerahkan kepadanya ampunan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
غَفَرَ اللَّهُ لِرَجُلٍ كَانَ قَبْلَكُمْ، كَانَ سَهْلًا إِذَا بَاعَ، سَهْلًا إِذَا اشْتَرَى، سَهْلًا إِذَا اقْتَضَى
"Allah Subhanahu wa Ta'ala mengampuni seseorang yang hidup sebelum kalian, dimana ia selalu memudahkan ketika menjual, memudahkan ketika membeli, dan ketika menagih hutang." (HR. At-Tirmidzi no.1320, dishahihkan Syaikh al Albani)
dan puncak keutamaannya adalah, ia akan dimasukkan ke dalam surga.
Dalam hadits Utsman bin 'Affan radhiallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
أَدْخَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ رَجُلًا كَانَ سَهْلًا مُشْتَرِيًا، وَبَائِعًا، وَقَاضِيًا، وَمُقْتَضِيًا الْجَنَّةَ
"Allah akan memasukkan ke dalam surga seseorang yang memudahkan ketika membeli dan menjual, ketika membayar hutang, dan ketika menagih hutang."(HR. An-Nasa'i no.4696, dihasankan Syaikh al Albani rahimahullah)
Makna memudahkan disini adalah tidak memberatkan orang lain, mendesaknya dan memaksanya.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang memiliki sifat-sifat yang mulia tersebut dan mendapatkan keutamaannya... Amin ya Rabbal 'alamin
Dirangkum oleh: Tim Warisan Salaf
#Fawaidumum #fikih #fikihjualbeli
Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
TERMASUK PERBUATAN ZHALIM ADALAH MENAGIH HUTANG PADA ORANG YANG MASIH DALAM KONDISI TIDAK MAMPU
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَطْلُ الْغَنِيِّ ظُلْمٌ وَإِذَا أُتْبِعَ أَحَدُكُمْ عَلَى مَلِيٍّ فَلْيَتْبَعْ ِّ
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه dari Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda: "Penundaan orang yang mampu itu adalah kezhaliman, jika seseorang dari kalian melimpahkan hutang kepada orang kaya, hendaklah orang kaya itu menanggungnya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Penjelasan (Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin):
Sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم : Penundaan orang yang mampu adalah perbuatan zhalim menunjukkan bahwa penundaan orang yang miskin/tidak mampu (dalam membayar hutang) bukanlah perbuatan zhalim, jika seseorang tidak memiliki sesuatu lantas menunda, maka ini bukan kezhaliman, bahkan orang zhalim adalah orang yang menagihnya. Oleh karenanya jika temanmu dalam kondisi miskin, maka wajib atasmu memberi tangguh kepadanya dan tidak menagihnya serta tidak terus menagihnya berdasarkan firman Allah تعالى:
وَإِنْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَى مَيْسَرَةٍ
Dan jika (orang berutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. (QS. Al-Baqarah: 280)
Maka dalam ayat ini Allah تعالى mewajibkan memberi tangguh hingga dia berkelapangan. Mayoritas orang yang memiliki hak (piutang) pada orang miskin sedangkan dia mengetahui kemiskinannya, tetapi dia tetap menagihnya dan menekannya serta mengajukan tuntutannya kepada pemerintah lantas memenjarakannya karena hutangnya padahal orang miskin ini tidak mampu melunasinya, maka ini juga haram dan zhalim sehingga wajib bagi seorang hakim, bila mengetahui bahwa orang ini miskin dan orang yang berpiutang menuntutnya, maka wajib bagi hakim untuk menghardik orang yang berpiutang ini dan menegurnya serta tidak menanggapinya karena dia seorang yang zhalim, padahal Allah تعالى memerintahkannya untuk memberi tangguh
وَإِنْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَى مَيْسَرَةٍ
Dan jika (orang berutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. (QS. Al-Baqarah: 280)
Sehingga, tidak boleh sama sekali baginya berkata kepada si miskin, 'berikan hakku', padahal dia tahu bahwa orang ini miskin dan tidak bisa menghadapinya.
📚Syarh Riyadhish Shalihin Bab Tahriim Mathlul Ghaniyyi Bihaqqin Lithalabihi Shahibuhu
http://telegram.me/ukhwh
1611 - وعن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: مطل الغني ظلم، وإذا أتبع أحدكم على مليء فليتبع .
متفق عليه .
معنى أتبع أحيل .
شرح:
قول الرسول صلى الله عليه وسلم: مطل الغني يدل على أن مطل الفقير ليس بظلم إذا كان الإنسان ليس عنده شيء وماطل فهذا ليس بظالم بل الظالم الذي يطلبه ولهذا إذا كان صاحبك فقيرا وجب عليك أن تنظره وألا تطلبه وألا تطالبه به لقول الله تعالى { وإن كان ذو عسرة فنظرة إلى ميسرة } فأوجب الله الانتظار إلى الميسرة وكثير من الناس يكون له الحق عند الفقير ويعلم أنه فقير ويطالبه ويشدد عليه ويرفع بشكواه إلى ولاة الأمور ويحبس على دينه وهو ليس بقادر هذا أيضا حرام وعدوان ويجب على القاضي إذا علم أن هذا فقير وطالبه من له الحق يجب عليه أن ينهر صاحب الحق وأن يوبخه وأن يصرفه لأنه ظالم فإن الله أمره بالانتظار { وإن كان ذو عسرة فنظرة إلى ميسرة } ولا يحل له أبدا أن يقول له أعطني حقي وهو يدري أنه فقير ولا يتعرض له
KOMENTAR