Nasehat Bagi Orang yang Banyak Bercanda
NASEHAT BAGI ORANG YANG BANYAK BERCANDA
Asy-Syaikh Muhammad bin Hady hafizhahullah
Ada pertanyaan yang menanyakan tentang bercanda diantara para penuntut ilmu yang memperbanyak bercanda, apa nasehat Anda?
Bercanda adalah mengistirahatkan diri dari kepenatan, tidak mengapa hal jika dilakukan kadang-kadang, dengannya seseorang mengistirahatkan dirinya, namun dengan syarat janganlah dia bercanda kecuali dengan ucapan yang jujur dan hendaknya dia berhati-hati dari ucapan dusta, karena sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi was sallam terkadang juga bercanda dengan para Shahabat beliau. Hanya saja beliau tidak mengatakan kecuali yang benar. Beliau pernah mengatakan:
لَا تَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَجُوْزٌ.
“Wanita yang telah tua tidak akan masuk ke syurga.” (Lihat: Silsilah Ash-Shahihah no. 2987 –pent)
Ketika seorang wanita yang telah tua mendengarnya, maka dia berteriak sedih. Padahal yang beliau katakan ini adalah ucapan yang benar, karena Allah Azza wa Jalla pada hari kiamat nanti akan membangkitkan manusia dan memasukkan mereka ke dalam syurga pada usia yang sama, yaitu usia muda pada puncak kematangan. Hal ini sebagaimana firman-Nya:
وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا.
“Dan (orang-orang yang bertakwa mendapatkan) gadis-gadis remaja yang sebaya.” (QS. An-Nazi’at: 33)
Dan yang dimaksud adalah bahwa wanita tua tersebut sekarang akan mati setelah sampai pada usia tua renta yang ditetapkan atasnya, dia tidak akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti dalam keadaan tua. Jadi Rasulullah shallallahu alaihi was sallam jujur dalam bercandanya.
Beliau juga ketika ada seseorang ada yang mengatakan kepada beliau: “Bawalah saya naik di kendaraan.” Maka beliau menjawab:
إِنِّيْ حَامِلُكَ عَلَى وَلَدِ النَّاقَةِ.
“Sesungguhnya saya akan membawamu mengendarai anak onta.” (Lihat Tahqiq Misykaatul Mashaabih karya Al-Albany rahimahullah no. 4886 –pent.)
Beliau mengatakan yang sebenarnya, karena yang beliau maksud adalah onta, dan inilah dia.
Adapun dusta dalam bercanda maka tidak boleh, dan Nabi shallallahu alaihi was sallam telah memotivasi untuk meninggalkan dusta sebagaimana dalam hadits yang kalian ketahui semuanya. Yaitu dalam hadits Abu Umamah radhiyallahu anhu dalam kitab Sunan, Musnad, dan selainnya, bahwasanya Nabi shallallahu alaihi was sallam bersabda:
أَنَا زَعِيْمُ بَيْتٍ فِيْ رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِيْ أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسُنَ خُلُقُهُ.
“Sesungguhnya saya menjamin sebuah rumah di tepi syurga bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan walaupun dia benar, dan sebuah rumah di tengah syurga bagi siapa saja yang meninggalkan dusta walaupun dia bercanda, dan sebuah rumah di syurga yang paling tinggi bagi siapa saja yang baik akhlaknya.” (Lihat: Silsilah Ash-Shahihah no. 273 –pent.)
Jadi bercanda dibutuhkan oleh seseorang kadang-kadang saja untuk mengistirahatkan pikirannya, hanya saja dia tidak boleh berdusta. Adapun dengan banyak melakukannya maka hal itu akan mematikan hati dan menjatuhkan harga diri, menghilangkan wibawa, membuat rendah pada pandangan manusia, maksudnya mereka akan merendahkannya dengan sebab banyak bercanda. Jadi keseriusan yang akan menjadikan manusia menghormatinya. Maka hendaknya seorang hamba bercanda kadang-kadang saja, tetapi dengan hal-hal yang tidak akan menghilangkan kewibawaannya. Adapun dusta maka hal itu adalah sesuatu yang akan menjatuhkannya. Kita memohon keselamatan kepada Allah.
Para penuntut ilmu sepantasnya bagi mereka untuk senantiasa menjaga waktu mereka, tidak membuangnya dengan bercanda yang tidak ada manfaatnya dan memperbanyaknya. Karena sesungguhnya hal ini terkadang menyeret kepada hal-hal yang tidak terpuji akibatnya seperti yang telah kami sebutkan. Juga ada perkara lain yang lebih besar akibat buruknya, yaitu dengan kematian hati dan kelalaian dari mengingat Allah Tabaraka wa Ta’ala. Maka tidak sepantasnya bagi seorang muslim untuk tidak menyibukkan waktunya dengan hal ini semuanya atau sebagian besaranya, apalagi jika dia adalah seorang penuntut ilmu.
Sumber artikel:
http://www.albaidha.net/vb/showthread.php?s=53830
Alih Bahasa: Abu Almass
Rabu, 14 Dzulhijjah 1435 H
=====*****=====
Diposting ulang:
WA Salafy Solo
Channel Salafy Solo
Https://tlgrm.me/salafysolo
Sya'ban 1437 H
KOMENTAR