Lihatlah orang yang berada dibawahmu dan janganlah lihat orang yang berada di atasmu.
LARANGAN MEMANDANG KEPADA ORANG YANG BERADA DIATAS ANDA DALAM HAL DUNIA
Sumber gambar: deviantart.net |
Syaikh Muhammad bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu berkata," Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda,
" Lihatlah orang yang berada dibawahmu dan janganlah lihat orang yang berada di atasmu. Karena yang demikian lebih patut agar kalian tidak menganggap remeh (mengingkari) nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu." (HR Muslim)
Hadits ini mengandung bimbingan yang agung, yaitu melihat orang yang berada di bawah Anda dan larangan dari melihat orang yang berada di atas Anda, mengapa?
Karena hal itu akan menyebabkan Anda qanaah (merasa cukup), ini yang pertama dan ridha dengan apa yang diberikan Allah ta'ala untuknya serta merupakan sebaik-baik tujuan yang diperoleh dari perintah ini. Sehingga bila Anda dikaruniai qanaah, niscaya Anda akan hidup bahagia dan dengan jiwa yang tentram.
Perkara yang kedua: Anda tidak akan menganggap remeh karunia nikmat Allah kepada Anda karena bila Anda melihat orang yang berada di bawah Anda, niscaya Anda mendapatinya kekurangan, sehingga Anda pun melihat diri Anda mendapat kenikmatan yang besar, lalu Anda pun memuji Allah atas kenikmatannya. Namun bila Anda melihat orang yang berada di atas Anda, niscaya Anda akan menganggap remeh kenikmatan Allah dan merendahkan apa yang Allah mengaruniakannya kepada Anda sehingga Anda pun lalai dari mensyukuri atas apa yang Allah mengaruniakannya kepada Anda, meskipun sedikit.
Dari Anas bin Malik, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah ridha terhadap seorang hamba yang menikmati makanan lalu memuji Allah sesudahnya atau meneguk minuman lalu memuji Allah sesudahnya.” (HR Muslim no. 2734)Sebuah makanan, bila Anda memuji Allah ta'ala atasnya, niscaya Dia meridhai Anda, lalu bagaimana dengan orang yang Allah karuniai dengan kebaikan namun dia tidak membuatnya qanaah dikarenakan melihat orang yang berada di atasnya.
Sesungguhnya bila Anda melihat orang yang berada di atas Anda pada kekayaannya, dunianya, kelapangannya, rezekinya, hartanya dan lain-lain niscaya hal itu akan menyebabkan Anda menyesal, hidup dalam kondisi sedih dan susah dan tidak akan memperoleh melainkan apa yang telah Allah ta'ala takdirkan bagi Anda. Maka lihatlah orang yang berada di bawah Anda. Inilah manfaatnya:
Manfaat pertama: Akan menyebabkan Anda menjadi orang yang qanaah
Manfaat kedua: Apa yang disebutkan Nabi Shallallahu 'Alaihi wassalam yaitu Anda tidak menganggap remeh nikmat Allah ta'ala atas Anda sehingga Anda memujinya atas nikmatnya.
Mungkin ada yang bertanya: Mengapa Anda membatasi masalah dalam hal melihat pada harta saja?
Kami jawab: karena telah disebutkan juga riwayat yang menjelaskan tentang hal itu dari Nabi Shallallahu Alaihi wassalam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasannya Beliau bersabda,
إذا نظر أحدكم إلى من فضل عليه في المال والخلق فلينظر إلى من هو أسفل منه ممن فضل عليه
“Jika salah seorang di antara kalian melihat orang yang memiliki kelebihan harta dan bentuk (rupa) , maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya daripada melihat orang yang memiliki kelebihan di atasnya (HR. Bukhari dan Muslim)
Orang yang berada di bawah Anda yakni Anda memiliki kelebihan di atasnya. Bila Anda melihat diri Anda dalam kondisi lebih utama darinya,, maka hendaknya Anda memuji Allah ta'ala. Jadi inilah yang ulama jadikan sebagai tafsirannya sebagaimana yang kami sebutkan sebelumnya.
📀Syarh Kitab al-Jami' dari Bulughul Maram pelajaran 1
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=140582
📁http://bit.ly/Al-Ukhuwwah
KOMENTAR