Kumpulan Faedah Ringkas Edisi 006 dari Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
MERAIH KEBAIKAN DUNIA DAN AKHIRAT
Abu Hazim Salamah bin Dinar Rahimahullah berkata,
شيئان إذا عملت بهما، أصبت خير الدنيا والآخرة، لا أطول عليك. قيل: ما هما؟ قال: تحمل ما تكره إذا أحبه الله، وتترك ما تحب إذا كرهه الله
"Ada dua perkara yang apabila engkau mengamalkannya maka engkau akan mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat. Aku tidak berbasa-basi kepadamu.
Ada yang bertanya, "Apa itu?"
Beliau menjawab, "Engkau memikul sesuatu yang engkau benci apabila hal itu dicintai Allah, dan engkau meninggalkan apa yang engkau sukai apabila hal itu dibenci oleh Allah."
Siyar A'lam An-Nubala (6/98 cet. Ar-Risalah)
MENYEMBUNYIKAN AMAL SHALIH AGAR TIDAK DILIHAT MANUSIA
Dari Salam ia berkata,
عَنْ سَلاَمٍ قَالَ: كَانَ أَيُّوْبُ السِّخْتِيَانِيُّ يَقُوْمُ اللَّيلَ كُلَّه فَيُخفِي ذَلِكَ فَإِذَا كَانَ عِنْدَ الصُّبْحِ رَفعَ صَوْتَه كَأَنَّهُ قَامَ تِلْكَ السَّاعَةَ
"Dahulu Ayyub As-Sikhtiyani melakukan qiyamul lail semalam suntuk, akan tetapi ia menyembunyikan perbuatanya itu (agar manusia tidak mengetahuinya,pen). Apabila waktu shubuh telah dekat maka beliau mengeraskan bacaannya seakan-akan beliau baru bangun ketika itu."
Ayyub As-Sikhtiyani adalah Ayyub bin Kaisan, Abu Bakar Al-Bashri. Beliau adalah seorang Imam, Sayyidul ulama, dan fuqoha ahli ibadah senior di jamannya. Beliau meninggal tahun 131 H pada usia 65 tahun.
Panduan: Siyar A'lam An-Nubala dan Taqribut Tahdzib
ANTIPATI SALAF TERHADAP AHLI BID'AH
Yahya bin Abi Katsir Rahimahullah berkata,
إِذَا رَأَيْتَ المُبْتَدِعَ فِي طَرِيْقٍ, فَخُذْ فِي غيره.
"Apabila engkau melihat ahli bid'ah di suatu jalan, maka carilah jalan yang lain."
Yahya bin Abi Katsir, Abu Nashr Ath-Tho'i Al-Yamami. Beliau seorang Imam dan Hafizh. Meriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiallahu 'anhu dan para tabi'in lainnya.
Sejumlah ulama menyebutkan bahwasanya beliau meninggal tahun 129 H.
Sumber panduan: Siyar A'lam An-Nubala (6/206)
Sa'id bin Amir Adh-Dhuba'i Rahimahullah berkata
مرِضَ سُلَيْمَانُ التَّيْمِيُّ, فَبَكَى فَقِيْلَ: مَا يُبْكِيْكَ؟ قَالَ: مَرَرْتُ عَلَى قَدَرِيٍّ, فَسَلَّمتُ عَلَيْهِ, فَأَخَافُ الحِسَابَ عَلَيْهِ.
"Sulaiman At-Taimi terjatuh sakit, lantas dia menangis.
Maka ditanyakan kepadanya, "Apa yang membuat engkau menangis?"
Beliau menjawab, "Aku pernah melewati seorang pengingkar takdir (Qodari) lalu aku ucapkan salam kepadanya. Maka aku takut akan di hisab (oleh Allah) atas perbuatanku itu."
Sulaiman At-Taimi adalah Abul Mu'tamir Sulaiman bin Tharkhan At-Taimi, seorang Imam dan Syaikhul Islam. Beliau mengambil hadits dari Anas bin Malik dan tabi'in senior semacam Yahya bin Ya'mur, Thalq bin Habib, Thowus, dan lainnya.
Di antara murid beliau adalah Abdullah bin Mubarok, Syu'bah, Mu'tamir bin Sulaiman, Hammad bin Salamah, Sufyan, dan selain mereka.
Sumber panduan: Siyar A'lam An-Nubala (6/323)
APAKAH ANDA TERMASUK SALAH SATUNYA?
Muhammad bin al-Fadhl Al-Balkhi Rahimahullah berkata,
"Hilangnya Islam dengan empat (golongan manusia):
1. Orang-orang yang tidak mengamalkan apa yang mereka ketahui
2. Orang-orang yang mengamalkan apa yang tidak mereka ketahui
3. Orang-orang yang tidak mempelajari apa yang tidak mereka ketahui
4. dan orang-orang yang mencegah manusia dari (mendapatkan) ilmu.
Muhammad bin al-Fadhl al-Balkhi Rahimahullah adalah seorang pemberi nasehat yang zuhud, Imam besar, dan Syaikhul Islam. Beliau meninggal pada tahun 317 H
Sumber panduan: Siyar A'lam An-Nubala (14/525)
TIGA PERKARA YANG DIBUTUHKAN OLEH ORANG YANG BERDOSA
Al-Imam Ibnu Katsir Rahimahullah mengatakan,
"Oleh karena itu mereka berkata, Sesungguhnya orang yang berdosa membutuhkan tiga perkara, yaitu:
1. Agar Allah memaafkan darinya dosa antara dia dengan Allah.
2. Agar Allah tutupi (aibnya) dari hamba-hamba-Nya, sehingga (aibnya) tidak dibeberkan di antara mereka.
3. Agar Allah menjaganya sehingga tidak terjatuh kepada dosa yang semisalnya.
Sumber: Tafsir Ibnu Katsir (1/738)
Disajikan oleh Tim Warisan Salaf
RIZKI KU TELAH DITETAPKAN
Abu Hazim Salamah bin Dinar Rahimahullah berkata,
وجدت الدنيا شيئين: فشيئا هو لي، وشيئا لغيري، فأما ما كان لغيري، فلو طلبته بحيلة السماوات والأرض لم أصل إليه، فيمنع رزق غيري مني، كما يمنع رزقي من غيري.
"Aku mendapati dunia ada dua bagian: satu bagian milikku dan satu bagian lagi milik selainku. Adapun bagian yang menjadi milik orang lain, seandainya aku mencarinya dengan berbagai cara sepenuh langit dan bumi, niscaya aku tidak akan bisa sampai kepadanya (tidak bisa mendapatkannya,pen).
Akan dihalangi rizki orang lain untukku, sebagaimana akan dihalangi rizkiku untuk didapatkan oleh selainku."
Sumber: Siyar A'lam An Nubala
AKU TIDAK TAHU
Al-Imam Asy-Sya'bi Rahimahullahu Ta'ala berkata,
لاَ أَدْرِي، نِصْفُ العلم.
"(ucapan) aku tidak tahu merupakan separuh ilmu." (Siyar A'lam An-Nubala 5/184)
💢 Sehingga jangan malu mengucapkan "aku tidak tahu" untuk perkara yang memang engkau tidak mengetahuinya.
TIGA PERANGAI YANG DENGANNYA ENGKAU AKAN MENJADI SEORANG ALIM
💢 Abu Hazim Salamah bin Dinar Rahimahullah berkata,
عَنْ أَبِي حَازِمٍ, قَالَ: لاَ تَكُوْنُ عَالِماً حَتَّى يَكُوْنَ فِيْكَ ثَلاَثُ خِصَالٍ: لاَ تَبغِ عَلَى مَنْ فَوْقَكَ, وَلاَ تَحقِرْ مَنْ دُوْنكَ, وَلاَ تَأخُذْ عَلَى عِلْمِكَ دُنْيَا.
🔆 "Engkau tidak akan menjadi seorang alim hingga ada padamu tiga perangai:
1. Janganlah kamu menzhalimi orang yang di atasmu
2. Janganlah merendahkan orang yang di bawahmu
3. dan Janganlah mengambil dunia dengan ilmu-mu.
Siyar A'lam An-Nubala (6/255)
SEMANGAT SALAF DALAM MENCARI ILMU DAN PERBEDAAN ANTARA ORANG YANG MENCATAT DAN TIDAK MENCATAT
Shalih bin Kaisan berkata,
روى معمر، عن صالح قال: اجتمعت أنا وابن شهاب, ونحن نطلب العلم فاجتمعنا على أن نكتب السنن, فكتبنا كل شيء سمعنا، عن النبي -صلى الله عليه وسلم- ثم قال نكتب ما جاء، عن أصحابه فقلت: ليس بسنة فقال: بل هو سنة فكتب ولم أكتب, فأنجح وضيعت.
"Aku pernah berkumpul bersama Ibnu Syihab pada saat kami sedang menuntut ilmu. Kami pun sepakat untuk menulis sunnah-sunnah. Lalu kami menulis segala sesuatu yang kami dengar dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam.
Kemudian ia (yakni Ibnu Syihab,pen) berkata, "Mari kita tulis apa yang datang dari para shahabatnya."
Aku menjawab, " (apa yang datang dari shahabat) bukan sunnah ."
Ia menjawab, "bahkan ia juga sunnah."
Lantas ia menulisnya sedangkan aku tidak menulis. Maka ia berhasil sementara aku telah menyia-nyiakan (sunnah para shahabat)."
Siyar A'lam An-Nubala (6/168)
CARA BERTAUBAT DARI PERBUATAN GHIBAH
💢 Bertaubat dari perbuatan ghibah adalah seperti bertaubat dari dosa-dosa yang lainnya, yaitu harus terpenuhi padanya 5 syarat taubat:
1. Ikhlas hanya mengharap wajah Allah. Bukan karena ingin dilihat atau dipuji manusia.
2. Menyesal dari perbuatan tersebut. Karena penyesalan adalah bukti kejujuran taubatnya.
3. Melepaskan dirinya dari perbuatan tersebut.
4. Bertekad untuk tidak mengulanginya.
5. Bertaubat sebelum nyawa sampai di kerongkongan dan sebelum terbitnya matahari dari arah barat.
Sebagai bentuk melepaskan dirinya dari perbuatan ghibah, maka sebagian ulama ada yang perbendapat bahwasanya pelaku ghibah harus mendatangi orang yang dia ghibahi dan memohon maaf kepadanya.
Sedangkan ulama lainnya, dan ini merupakan pendapat yang dikuatkan oleh Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah, memberikan perincian:
Apabila orang yang dighibahi mengetahui bila dirinya dibicarakan, maka orang yang melakukan ghibah harus mendatanginya dan meminta maaf kepadanya.
Adapun bila orang tersebut tidak mengetahuinya, maka orang yang melakukan ghibah tidak perlu mendatanginya. Dia cukup memohonkan ampunan bagi orang yang dia ghibahi dan menyebutkan kebaikan-kebaikannya di tempat yang dahulu dia melakukan ghibah kepadanya.
Allah berfirman,
إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ
"Sesungguhnya kebaikan-kebaikan akan menghilangkan kejelekan." (QS. Hud:114)
Sumber Panduan: Syarah Riyadus Shalihin (1/90)
3 GOLONGAN MANUSIA PADA HARI KIAMAT
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baaz Rahimahullah berkata,
"Pada hari kiamat nanti manusia terbagi menjadi tiga golongan:
1. Golongan Pertama adalah orang-orang Beriman yang bertakwa.
(Tempat kembali mereka) ke dalam Jannah.
Kuburan mereka berupa taman dari taman-taman Jannah.
Dibukakan untuknya sebuah pintu menuju Jannah. Sehingga kenikmatan, luasnya, dan aromanya menghampiri mereka,
Sebagaimana kabar yang datang dari Rasulullah – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ -.
2. Golongan Kedua adalah orang-orang kafir yang berhak memperoleh adzab Allah dan murka-Nya, dan penjara di negeri yang penuh dengan kehinaan yaitu Api Neraka.
Kuburan mereka penuh dengan siksa dan adzab. (Berupa) Kobangan yang berasal dari Api Neraka.
Kita memohon kepada Allah Ta’ala keselamatan (untuk diri-diri kita dari adzab-Nya).
(Itulah) adzab yang disegerakan.
3. Golongan Ketiga adalah pelaku maksiat, mereka bukan orang kafir dan bukan orang mukmin yang sempurna keimanannya. Bahkan mereka memiliki dosa dan kemaksiatan.
Mereka berada pada satu dari dua kemungkinan;
Di adzab di dalam kuburnya.
Atau diselamatkan (dari adzab).
Pada hari kiamat (nasib mereka) juga seperti itu:
Ada kemungkinan diampuni dan dimasukkan ke dalam Jannah. Karena sebab keislaman mereka atau tauhid mereka serta keimanan yang masih mereka miliki, tentunya juga karena keutamaan dari Allah.
Atau (dia selamat) karena mendapatkan syafa’at dari para malaikat, para nabi, atau bayi yang meninggal, atau yang semisalnya.
Atau kemungkinannya mereka mendapatkan adzab sesuai dengan kadar dosa mereka. Kemudian setelah kotoran dosa mereka dibersihkan di dalam Api Neraka, mereka dipindahkan ke dalam Jannah.
- Selesai -
Kita meminta kepada Allah Ta'ala agar dimasukkan ke dalam Jannah, dan dijauhkan dari Siksa-Nya. Aamiin
Sumber: Fatawa Nur ‘Ala ad-Darb Li Ibni Baaz (4/332)
Faedah ini dikirimkan oleh Al-Ustadz Abdul Hadi Pekalongan kepada Tim Warisan Salaf
Semua artikel diatas disajikan oleh Tim Warisan Salaf (kecuali yang terakhir)
Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Diarsipkan oleh @happyislamcom
KOMENTAR