“Seseorang itu akan mengikuti agama teman karibnya. Maka hendaknya salah seorang diantara kalian melihat dengan siapa ia menjalin pertemanan.” [H.R. At Tirmidzi]
Pilih Temanmu Sebelum Datang Sesalmu
Sebagai mahluk sosial, kita tentunya membutuhkan teman karib atau sahabat. Tapi satu hal yang perlu kita ketahui, bahwa diantara prinsip islam adalah prinsip selektif dalam memilih teman. Teman atau sahabat memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk, mengubah, dan menanamkan segala hal kepada temannya. Termasuk dalam hal keyakinan atau agama.
Rasulullah shallallahu alaihi wa shallam bersabda :
“Seseorang itu akan mengikuti agama teman karibnya. Maka hendaknya salah seorang diantara kalian melihat dengan siapa ia menjalin pertemanan.” [H.R. At Tirmidzi]
Teman-teman yang jahat akan mengenalkan kepada kemaksiatan dan dosa. Selanjutnya mereka mengajak kita untuk melakukannya. Jika kita terjatuh dalam dosa, mereka menganggap ringan apa yang kita lakukan. Atau malah justru mereka akan bertepuk tangan mendukung dan memotivasi kita untuk terus berada dalam gelapnya dosa yang kita lakukan.
Allah ta’ala berfirman,
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا يَا وَيْلَتَا لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا
“Di hari orang-orang yang zalim menggigit jari-jari mereka seraya mengatakan, ‘Aduhai andaikan aku dahulu mengikuti jalannya Rasul. Aduhai, celaka aku, andaikan aku dahulu tidak menjadikan dia sebagai temanku. Sungguh dia telah memalingkanku dari petunjuk ketika ia mendatangiku. Dan adalah setan itu suka membiarkan manusia terjatuh dalam dosa dan kemaksiatan.” (QS. al-Furqan : 27-29)
Teman yang baik laksana pintu kebaikan. Bagaimana tidak, jika ia berucap, maka ucapannya adalah ucapan yang baik atau mengandung kebaikan. Jika ia bertindak, yang ia lakukan juga kabaikan. Jika ia datang, ia datang membawa kabaikan. Jika ia pergi, yang ia tinggalkan pun kebaikan. Bahkan, ketika ia diam, diamnya pun karena kabaikan.
[Dikutip dari Tashfiyah edisi 47 vol.4]
https://pemudasalafy.wordpress.com/2015/06/01/pilih-temanmu-sebelum-datang-sesalmu/
Majmu'ah Ashhaabus Sunnah
Channel telegram : http://bit.ly/ashhabussunnah
LIHATLAH SIAPA TEMANNYA, BUKAN BERTANYA TENTANG SIAPA TEMANNYA
Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu mengatakan:اعتبروا الرجل بمن يصاحب، فإنما يصاحب من هو مثله.
"Nilailah seseorang dengan siapa yang dia jadikan sebagai teman, karena dia hanya akan berteman dengan orang yang semisal dengannya."
Hasan, diriwayatkan oleh Ibnu Baththah dalam al-Ibanah no. 500.
Abu Umar mengatakan: Saya mendengar asy-Syaikh Muhammad bin Hady mengatakan:
"عن المرء لا تسأل وأبصر قرينه، هذا هو الصحيح وليس سل عن قرينه" والله أعلم.
"Tentang seseorang jangan bertanya (siapa temannya), tetapi lihatlah siapa temannya. Inilah yang tepat, dan bukan: tanyalah siapa temannya."
Wallahu a'lam.
Akun twitter Arafat al-Muhammady hafizhahullah
WhatsApp Salafy Indonesia
Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy
KOMENTAR