CARA MEMBEDAKAN ANTARA DARAH HAIDH DENGAN ISTIHĀDHÅH.
Bagaimana Cara Menentukan Suatu Darah Istihadhah Atau Haid?
Jawab :Cara Menentukan Apakah Darah yang Keluar adalah Istihadhah atau Haid adalah dengan 3 Hal:
1. Kebiasaan Pribadi Wanita yang Bersangkutan.
2. Ciri Fisik Darah.
3. Kebiasaan Mayoritas Wanita lain (6 atau 7 hari).
Berikut adalah Perincian Ketiga Cara tersebut :
1. Berdasarkan Kebiasaan Pribadi Wanita tersebut (Hadits Ummu Habibah bintu Jahsy).
Contoh: Seorang Wanita memiliki Kebiasaan Sebelumnya selalu Haid 5 hari setiap Awal Bulan. Maka jika Wanita itu Terus Mengeluarkan Darah Setelah Lebih dari 5 Hari di Awal Bulan, maka itu adalah Istihadhah.
Sebaliknya, Darah yang Keluar hingga 5 Hari di Awal Bulan adalah Darah Haid. Jika ia Keluar Darah di Luar Hari-hari Kebiasaan Haid itu, maka itu adalah Darah Istihadhah.
Hal ini Bisa dijadikan Patokan jika Wanita tersebut Telah Memiliki Kebiasaan Normal Haid Sebelumnya.
Patokan berdasarkan Kebiasaan Pribadi Wanita yang Bersangkutan Dijadikan sebagai Prioritas Utama dalam Menentukan suatu Darah adalah Haid atau Istihadhah.
Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam Bersabda kepada Ummu Habibah bintu Jahsy Radhiyallahu Anha :
امْكُثِي قَدْرَ مَا كَانَتْ تَحْبِسُكِ حَيْضَتُكِ ثُمَّ اغْتَسِلِي
Berdiamlah sesuai Kadar (Masa) Haidmu, kemudian Mandilah (H.R Muslim).
2. Perbedaan Ciri Khas Darah (Hadits Fathimah bintu Abi Hubaisy)
Cara ke-2 ini adalah dengan Melihat Ciri Fisik Darah yang Keluar. Jika Darah itu adalah Darah yang Berwarna Hitam Kemerah-merahan, Kental, dan Berbau Khas (Amis), maka itu adalah Haid.
Sebaliknya, jika itu Darah Merah Cerah (Seperti pada Luka), Tidak Kental dan Tidak Berbau, maka itu adalah Istihadhah.
Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam Bersabda kepada Fathimah bintu Abi Hubaisy :
إِذَا كَانَ دَمُ الْحَيْضَةِ فَإِنَّهُ أَسْوَدُ يُعْرَفُ فَإِذَا كَانَ ذَلِكَ فَأَمْسِكِي عَنْ الصَّلَاةِ فَإِذَا كَانَ الْآخَرُ فَتَوَضَّئِي وَصَلِّي فَإِنَّمَا هُوَ عِرْقٌ
Jika Darah Haid, itu Kehitam-hitaman dan telah Dikenal. Jika demikian, Tahanlah (Berhentilah) dari Sholat. Jika (cirinya) lain, maka Wudhu’lah dan Sholatlah. Karena itu adalah Urat (yang Terputus sehingga Mengeluarkan Darah) (H.R Abu Dawud dan anNasaai, dishahihkan Ibnu Hibban, al-Hakim, dan al-Albany).
3. Kebiasaan Umum Wanita Lain, yaitu 6 atau 7 Hari (Hadits Hamnah bintu Jahsy).
Jika Seseorang tidak memiliki Kebiasaan Haid Sebelumnya atau Lupa serta tidak bisa Membedakan Ciri Fisik Darahnya, maka Hendaknya ia gunakan Patokan seperti Kebanyakan Wanita yaitu Haid 6 atau 7 Hari.
Selebihnya jika Keluar Darah, itu adalah Istihadhah.
Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam Bersabda kepada Hamnah bintu Jahsy :
فَتَحَيَّضِي سِتَّةَ أَيَّامٍ أَوْ سَبْعَةَ أَيَّامٍ فِي عِلْمِ اللَّهِ ثُمَّ اغْتَسِلِي حَتَّى إِذَا رَأَيْتِ أَنَّكِ قَدْ طَهُرْتِ وَاسْتَنْقَأْتِ فَصَلِّي ثَلَاثًا وَعِشْرِينَ لَيْلَةً أَوْ أَرْبَعًا وَعِشْرِينَ لَيْلَةً وَأَيَّامَهَا وَصُومِي فَإِنَّ ذَلِكَ يَجْزِيكِ وَكَذَلِكَ فَافْعَلِي فِي كُلِّ شَهْرٍ كَمَا تَحِيضُ النِّسَاءُ وَكَمَا يَطْهُرْنَ مِيقَاتُ حَيْضِهِنَّ وَطُهْرِهِنَّ
Maka (hitunglah) Haid selama 6 atau 7 Hari dalam ilmu Allah kemudian Mandilah hingga Engkau Melihat telah Suci dan Bersih Sholatlah 23 atau 24 Hari dan Malam dan Berpuasalah karena yang demikian itu Mencukupimu. Demikianlah kau Berbuat pada Setiap Bulan sebagaimana Wanita (lain) Mengalami (masa) Haid dan Suci mereka (H.R Abu Dawud, Ahmad, dihasankan oleh al-Bukhari).
Dikutip dari Buku " FIQH BERSUCI DAN SHOLAT SESUAI TUNTUNAN NABI "
Al Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafidzahullah.
——————————————————
CARA MEMBEDAKAN ANTARA DARAH HAIDH DENGAN ISTIHĀDHÅH.
Al-'Allāmah Abdul Àziz bin Abdillâh bin Bāz råhimahulläh:
PERTANYAAN:
Bagaimana cara wanita membedakan antara darah haidh dengan darah istihādhåh?
JAWABAN:
Pada umumnya darah haidh bersifat keras, dan seringnya berwarna hitam, dan seringnya beraroma (busuk),
sedangkan darah istihādhåh pada umumnya tidak demikian, seringnya encer dan berwarna kekuningan, ini yang umum terjadi,
akan tetapi pada intinya adalah kebiasaan (siklus)nya, maka apabila datang siklusnya maka dia boleh meninggalkan shålat sekalipun darahnya encer, sekalipun berwarna kekuningan atau berupa bercak di waktu siklus haidh maka dia tidak shålat dan tidak berpuasa, karena darah dapat berubah-ubah, dan apabila dia telah suci, maka jangan dia menoleh kepada warna kekuningan dan bercak, bahkan dia shålat dan berpuasa serta berwudhu untuk setiap kali shålat,
adapun jika darah terus berlanjut dan melebihi dari siklusnya, maka dia tidak shålat dan tidak berpuasa hingga 15 hari, dan jika lebih dari itu maka itu adalah istihādhåh yang melebihi 15 harinya, inilah pendapat yang KUAT menurut jumhur ulama, apabila darah lebih dari 15 hari maka dia adalah darah istihādhåh, jangan dia tinggalkan shålat dan jangan pula meninggalkan puasa, bahkan atas wanita tersebut untuk mandi, kemudian apabila datang waktu haidh di bulan lain dia duduk untuk siklusnya yang telah biasa berjalan.
Majmu' Fatāwā Ibnu Bāz (29/111)
——————————————————
كيف تفرق المرأة بين دم الحيض والاستحاضة
الجواب: الغالب أن دم الحيض يكون غليظاً، وقد يكون أسود، وقد يكون له رائحة، ودم الاستحاضة في الغالب ليس كذلك، يكون رقيقاً أصفر، هذا هو الأغلب، ولكن العمدة العادة، فإذا جاءت العادة فإنها تدع الصلاة ولو كان الدم رقيقاً، ولو كان صفرة أو كدرة في وقت العادة لا تصلي ولا تصوم، فإن الدم يتغير، فإذا طهرت، فإنها لا تلتفت إلى الصفرة والكدرة، بل تصلي وتصوم وتتوضأ لكل صلاة، أما إذا استمر الدم وزاد على العادة، فإنها لا تصلى ولا تصوم إلى خمسة عشر يوماً، فإن زاد فهو استحاضة فوق الخمسة عشر يوماً، هذا هو الراجح عند جمهور أهل العلم، إذا زاد الدم عن خمسة عشر يوماً فهو دم استحاضة، لا تدع الصلاة ولا تدع الصوم، بل عليها أن تغتسل، ثم إذا جاء وقت الحيض في الشهر الآخر جلست لعادتها المعتادة.
📚 مجموع فتاوى ابن باز(29/111)
KOMENTAR