Sesungguhnya Allah menyukai seorang yang merengek di dalam do’anya.
MERENGEK DALAM BERDO'A
Adab Terkabulnya Do'a
Merengek adalah meminta sesuatu dengan mendesak
Al-Auza’i menyebutkan sebuah riwayat dari Zuhri dari Urwah dari ‘Aisyah Radhiallahu ‘anha, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah menyukai seorang yang merengek di dalam do’anya.”
Dalam kitab Az-Zuhd karya Al-Imam Ahmad, disebutkan sebuah Atsar dari Qotadah, dari Muwarriq, “Aku tidak mendapati permisalan yang tepat bagi seorang mukmin, kecuali ibarat seseorang yang berada di tengah lautan yang hanya berpegangan kepada sebatang kayu. Lalu ia berdo’a, “Wahai Rabbku, Wahai Rabbku..” Ia berharap Allah menyelamatkannya.” Al-Jawabul Kaafi (hal.11)
Maksudnya adalah, seorang mukmin hidupnya di dunia dipenuhi dengan rasa butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ia selalu berdo’a dalam setiap kebutuhannya. Dan di dalam berdo’a dia seperti seorang yang berada di tengah lautan yang hanya berpegangan kepada sebatang kayu. Keadaan darurat tersebut membuat ia sangat khusyu’ dan mengulang-ulang permintaannya. Berharap agar Allah mengabulkan do'anya.
Sumber panduan: Al-Jawabul Kaafi (hal.11)
Disajikan oleh Tim Warisan Salaf
Warisan Salaf menyajikan artikel dan Fatawa Ulama’ Ahlussunnah wal Jama’ah
Ikuti Channel kami di telegram https://bit.ly/warisansalaf
Dipublikasikan 31 Mar '16
=======
Merengek di Dalam Berdoa
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu'anhuma berkata,
أن النبي ﷺ دعا في مسجد الفتح ثلاثًا: يوم الاثنين، ويوم الثلاثاء، ويوم الأربعاء، فاستُجيب له يوم الأربعاء بين الصلاتين -يعني: الظهر والعصر- فعُرِف البِشر في وجهه»، قال جابر: "فلم ينزل بي أمرٌ مهمٌ غليظٌ إلا توخيتُ تلك الساعة، فأدعو فيها فأعرف الإجابة
Bahwasannya Nabi ﷺ berdoa di Masjid Al-Fath tiga kali; yaitu pada hari Senin, Selasa, dan Rabu. Pada hari Rabulah doa beliau dikabulkan antara Zhuhur dan Ashar. Hal itu diketahui dari kegembiraan beliau di wajahnya.
Berkata Jabir, "Tidaklah ada suatu perkara berat yang menimpaku melainkan aku memilih waktu tersebut untuk berdoa, maka aku mendapati pengkabulan doa padanya". (HR. Ahmad no. 14563, dinyatakan hadits hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Targhib Wa Tarhib, no. 1185)
Di antara bentuk adab dalam berdoa adalah merengek-rengek dalam meminta ( الإلحاح ). Yaitu seorang mengulang-ulang doanya.
Ketika hari ini doanya belum dikabulkan, esoknya ia berdoa lagi. Ketika esok hari belum dikabulkan, lusa ia ulangi lagi doanya. Terus demikian, sehingga Allah akan mengabulkan doanya.
Hadits di atas juga merupakan contoh bagi kita. Nabi ﷺ berdoa pada hari Senin belum dikabulkan, beliau ulangi lagi pada hari Selasa. Hari Selasa belum dikabulkan, beliau ulangi lagi pada hari Rabu.
Adapun terburu-buru dalam berdoa dan menganggap lambat pengkabulannya, lalu bosan dan berhenti dari berdoa, ini menjadi sebab doa seorang tidak dikabulkan.
Rasulullah ﷺ bersabda,
لا يَزَالُ يُسْتَجَابُ للعبدِ ما لم يَدْعُ بإثمٍ أو قَطِيعةِ رَحِمٍ ، ما لم يَسْتَعْجِلْ ، يقولُ : قد دَعَوْتُ وقد دَعَوْتُ فلم يُسْتَجَبْ لي ، فيَسْتَحْسِرُ عند ذلك ، ويَدَعُ الدعاءَ
"Akan selalu dikabulkan bagi hamba selama ia tidak berdoa yang mengandung unsur dosa, dan memutus hubungan kekerabatan; selama ia tidak terburu-buru. Semisal ia mengatakan, "Saya telah berdoa, dan saya telah berdoa lagi, tapi tidak juga dikabulkan" lalu ia bosan dan meninggalkan berdoa saat itu". (HR. Bukhari 6340 dan Muslim 2735 )
Ibnul Qayyim membuat permisalan, "Ibaratnya seperti orang yang menabur benih atau menanam bibit pohon, lalu ia rawat dan sirami, namun ketika menganggap lambat besar dan panennya, maka ia menelantarkannya". (Al-Jawabul Kafi)
Menanam padi misalnya; butuh waktu dan proses. Dari menabur benih, lalu dipindah tanam ke sawah, disirami, dipupuk, dan dirawat. Setidaknya, butuh waktu lebih dari tiga bulan agar panen maksimal.
Namun bila ia tidak sabar; baru satu bulan merawat, ia menganggap lama masa panennya, lalu ia bosan dan menelantarkannya, tentulah ia akan gagal memetik hasil panennya.
Demikian gambaran orang yang berdoa lalu tidak sabar ingin cepat dikabulkan. Ketika melihat seakan doanya belum terkabul, ia bosan lalu berhenti berdoa. Justru itulah sebab tidak dikabulkannya doa.
Mengapa mesti mengulang doa? Mengapa doa tidak langsung dikabulkan? Kenapa sih, Allah tidak segera mengabulkan doa?
Bisa saja pertanyaan seperti itu muncul. Namun sebagai seorang mukmin tentu dia harus berprasangka baik kepada Allah. Tidak ada doa seorang mukmin yang sia-sia; pasti Allah kabulkan.
Bila memang hamba sangat butuh kepada permintaannya itu, tentu Allah akan segera kabulkan.
Di sini juga terbedakan antara orang berdoa karena butuh, dan yang berdoa karena sebatas ingin saja.
Orang yang memang sedang butuh, ia akan terus meminta kepada Allah. Tidak bosan meminta. Hari ini belum dikabulkan, esok ia ulangi lagi, dan seterusnya. Berkata Al-Muwarriq, "Aku tidak menemukan permisalan bagi seorang mukmin selain ibarat orang yang terombang-ambing di tengah laut hanya berpegangan sebatang kayu. Ia terus memanggi Allah, berharap supaya diselamatkan".
Lain halnya orang yang hanya sebatas ingin, bukan karena butuh. Ini yang membuat seorang kemudian bosan dari berdoa ketika merasa keinginannya tak kunjung terwujud.
Tapi, sebagai seorang mukmin tentu dia harus berbaik sangka kepada Allah. Allah pasti kabulkan meski dalam bentuk lain yang itu lebih baik dari yang dia inginkan, dan lebih bermaslahat untuk dunia dan akhiratnya.
Dan Allah itu Mahamengetahui keadaan diri-diri kita. Allah lebih tahu apakah yang kita inginkan itu mendatangkan maslahat buat kita, atau bahkan bermudarat buat kita. Bisa jadi, Allah palingkan kita dari apa yang kita pintakan kepada-Nya, karena hal itu akan merusak agama kita.
Misalnya, ada orang meminta kekayaan kepada Allah, namun Allah palingkan ia darinya dan tetap dalam keadaan faqir. Sebagai gantinya, Allah menjaga untuknya agamanya. Karena ketika dibukakan untuknya kran dunia, bisa-bisa keadaannya berubah; yang semula tekun beribadah, lalu jadi sibuk dengan dunianya hingga lupa ibadah.
Tapi, selama ini kita meminta kepada Allah apakah karena memang butuh, ataukah berdasar keinginan semata?
https://t.me/Fawaid_Arsip
KOMENTAR