Mutiara Salaf tentang mengingat kematian
“Di mana pun kalian berada niscaya maut akan menjumpai kalian, meskipun kalian berada di dalam benteng kokoh yang menjulang.” [Q.S. An-Nisa`:78].
طوبي لمن ذكر ساعة الموت, وما أكثر عبد ذكر الموت إلا رؤي ذلك في عمله.
“Beruntunglah bagi yang mengingat saat datangnya kematian. Tidaklah seorang hamba memperbanyak mengingat kematian kecuali akan terlihat (pengaruhnya) pada amalannya.”
Abud Darda’ radhiyallahu’anhu berkata:
إذا ذكرت الموتي فعد نفسك كأحدهم.
“Apabila diingatkan mengenai orang-orang yang sudah mati, maka anggaplah dirimu termasuk salah seorang di antara mereka.”
Sebagian orang bijak memberi nasehat:
ياأخي, احذر الموت هذه الدار, قبل أنتصير إلي دار تتمني فيها الموت فلا تجده.
“Wahai Saudaraku..! waspadalah dari kematian di dunia ini, sebelum engkau menemui suatu negeri, yang engkau mengharapkan/mengangankan kematian di sana namun engkau tidak menemukannya !”
Abud Darda radhiyallahu’anhu berkata:
ألا أخبركم بيوم فقري؟يوم أنزل قبري.
“Maukah kukabarkan pada kalian tentang hari kefakiranku? Yaitu hari ketika aku turun ke dalam kuburku.”
Ketika Abdul Malik bin Marwan mendekati saat kematiannya, beliau berkata:
والله لو ددت أني عبد لرجل من تهامة أرعي غنيمات في جبالها ولم ألي.
“Demi Allah, sungguh aku berangan aku hanyalah seorang budak milik lelaki dari Tihamah yang menggembala kambing-kambing di pebukitannya dan bukan seorang pembesar/penguasa.”
Ada yang bertanya kepada Muhammad bin Wasi’ rahimahullah:
كيف أصبحت؟ قال: ماظنك برجل يرتحل كل يوم مرحلة إلي الآخرة.
“Bagaimana keadaanmu pagi ini?”. Beliau menjawab: “Bagaimana menurutmu tentang seseorang yang sedang menempuh perjalanan setiap harinya tahap demi tahap perjalanan menuju akhirat.”
أين نحن من هؤلاء.
Sumber: Fawaid Salafy Wawondula
http://salafysorowako.com/dimana-diri-kita-dibanding-mereka-para-salaf/#more-1487
=========
Fadhilatus syaikh Ibnu Baaz رحمه اللّهُ تعالى mengatakan :
Mengingat kematian adalah perkara yang disyariatkan berdasarkan hadits :
: عن أبي هريرة رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم
.” [ أكثروا ذكر هاذم اللذات ” ( يعنى الموت) [ رواه الترمذى وقال الألباني حسن صحيح
FAEDAH SALAF DALAM MENGINGAT KEMATIAN
Tsabit al-Bunani rahimahullah berkata:طوبي لمن ذكر ساعة الموت, وما أكثر عبد ذكر الموت إلا رؤي ذلك في عمله.
“Beruntunglah bagi yang mengingat saat datangnya kematian. Tidaklah seorang hamba memperbanyak mengingat kematian kecuali akan terlihat (pengaruhnya) pada amalannya.”
Abud Darda’ radhiyallahu’anhu berkata:
إذا ذكرت الموتي فعد نفسك كأحدهم.
“Apabila diingatkan mengenai orang-orang yang sudah mati, maka anggaplah dirimu termasuk salah seorang di antara mereka.”
Sebagian orang bijak memberi nasehat:
ياأخي, احذر الموت هذه الدار, قبل أنتصير إلي دار تتمني فيها الموت فلا تجده.
“Wahai Saudaraku..! waspadalah dari kematian di dunia ini, sebelum engkau menemui suatu negeri, yang engkau mengharapkan/mengangankan kematian di sana namun engkau tidak menemukannya !”
Abud Darda radhiyallahu’anhu berkata:
ألا أخبركم بيوم فقري؟يوم أنزل قبري.
“Maukah kukabarkan pada kalian tentang hari kefakiranku? Yaitu hari ketika aku turun ke dalam kuburku.”
Ketika Abdul Malik bin Marwan mendekati saat kematiannya, beliau berkata:
والله لو ددت أني عبد لرجل من تهامة أرعي غنيمات في جبالها ولم ألي.
“Demi Allah, sungguh aku berangan aku hanyalah seorang budak milik lelaki dari Tihamah yang menggembala kambing-kambing di pebukitannya dan bukan seorang pembesar/penguasa.”
Ada yang bertanya kepada Muhammad bin Wasi’ rahimahullah:
كيف أصبحت؟ قال: ماظنك برجل يرتحل كل يوم مرحلة إلي الآخرة.
“Bagaimana keadaanmu pagi ini?”. Beliau menjawab: “Bagaimana menurutmu tentang seseorang yang sedang menempuh perjalanan setiap harinya tahap demi tahap perjalanan menuju akhirat.”
أين نحن من هؤلاء.
Sumber: Fawaid Salafy Wawondula
http://salafysorowako.com/dimana-diri-kita-dibanding-mereka-para-salaf/#more-1487
=========
Fadhilatus syaikh Ibnu Baaz رحمه اللّهُ تعالى mengatakan :
Mengingat kematian adalah perkara yang disyariatkan berdasarkan hadits :
: عن أبي هريرة رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم
.” [ أكثروا ذكر هاذم اللذات ” ( يعنى الموت) [ رواه الترمذى وقال الألباني حسن صحيح
Dari Abu Huroiroh rodhiallohu ‘anhu berkata: bersabda rosululloh ﷺ :
“Perbanyak oleh kalian mengingat penghancur kelezatan” (yakni kematian) [HR. Tirmidzi dan dikatakan Albani : Hasan Shahih].
Maka mengingat kematian padanya mengandung berbagai kemaslahatan dan termasuk dari sebab-sebab untuk bersiap diri menghadapi akhirat serta siap untuk berjumpa dengan Allah ﷻ.
Sehingga dianjurkan bagi setiap muslim untuk memperbanyak mengingat kematian dan agar ada di dalam benaknya, hingga dia dapat mempersiapkan bekal bagi akhiratnya.
Sumber : Situs syaikh Ibnu Baaz rohimahumalloh, http://cutt.us/B5TG7.
“Perbanyak oleh kalian mengingat penghancur kelezatan” (yakni kematian) [HR. Tirmidzi dan dikatakan Albani : Hasan Shahih].
Maka mengingat kematian padanya mengandung berbagai kemaslahatan dan termasuk dari sebab-sebab untuk bersiap diri menghadapi akhirat serta siap untuk berjumpa dengan Allah ﷻ.
Sehingga dianjurkan bagi setiap muslim untuk memperbanyak mengingat kematian dan agar ada di dalam benaknya, hingga dia dapat mempersiapkan bekal bagi akhiratnya.
Sumber : Situs syaikh Ibnu Baaz rohimahumalloh, http://cutt.us/B5TG7.
WA : Ahlussunnah Karawang
KOMENTAR