Bolehkah Membaca Kitab-Kitab Orang-Orang Menyimpang Yang Ditulisnya Sebelum Menampakkan Penyimpangannya (Ditahdzir Oleh Para Ulama)
Bolehkah Membaca Kitab-Kitab Orang-Orang Menyimpang Yang Ditulisnya Sebelum Menampakkan Penyimpangannya (Ditahdzir Oleh Para Ulama)
Seri Pertama
ASY-SYAIKH RABI’ BIN HADY AL-MADKHALY HAFIZHAHULLAH
Pertanyaan: Sebagian orang yang dibicarakan (dibantah kesalahannya dan ditahdzir –pent) memiliki kitab-kitab, maka sebagian manusia ada yang menanyakan apakah boleh memanfaatkan kitab-kitabnya sebelum orang-orang yang menyimpang itu dibantah dan sebelum nampak penyimpangannya dari manhaj Salaf, maksudnya apakah kitab-kitabnya yang lama boleh dimanfaatkan?
Jawaban:
ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ
ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟﻠﻪِ ﻭِﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓُ ﻭَﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ ﻋَﻠَﻰ ﺭَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﻭَﺻَﺤْﺒِﻪِ ﻭَﻣَﻦْ ﺍﺗَّﺒَﻊَ ﻫُﺪَﺍﻩُ ﺃَﻣَّﺎ ﺑَﻌْﺪُ:
Sebagai jawaban atas pertanyaan ini saya katakan:
Jika orang yang kalian sebutkan ini dia memiliki kitab-kitab di atas manhaj Salafus Shalih dari sisi akidah, dakwah, dan manhaj, dan padanya tidak terdapat cacat, maka dilihat dulu penyimpangannya. Jika hal itu berupa ketergelinciran sebagian ulama atau ketergilinciran para ulama yang masih diharapkan taubatnya dan meninggalkan kebathilannya, maka ketergelincirannya ini dimintakan ampunan, diharapkan kebaikan untuknya, dan tidak terburu-buru menyikapinya.
Namun jika dia adalah orang yang telah menyebar kejahatannya, membahayakan, membangkang, menyombongkan diri, dan enggan untuk kembali kepada jalan yang benar, maka orang semacam ini diantara bentuk hukuman terhadapnya adalah dengan tidak menerima kebenaran darinya (maksudnya tidak membaca kitabnya, tidak mendengar kasetnya, dan tidak belajar kepadanya, bukan berarti menyatakan bathil jika dia bicara yang benar –pent). Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian Salaf: “DIANTARA HUKUMAN AHLI BID’AH ADALAH DENGAN TIDAK MENERIMA KEJUJURAN MEREKA.”
Kita tidak butuh terhadap mereka, karena sudah cukup dengan Kitab Allah, Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam, serta warisan yang banyak dan agung yang telah ditinggalkan untuk kita oleh para pendahulu kita dalam semua bidang, apakah akidah, manhaj, akhlak, hukum halal haram, dan yang semisalnya.
Manusia bersegera dan lebih suka mendatangi sesuatu yang baru, padahal sesuatu yang baru itu terkadang mengandung bencana dan musibah.
Maka yang pertama kali hendaknya kalian berada pada tingkatan pertama, yaitu dengan mempelajari Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi was sallam karena pada keduanya terdapat petunjuk dan cahaya dan telah mencukupi. Kemudian dengan riwayat-riwayat dari Salaf yang berporos pada keduanya, yaitu Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam. Kemudian disertai dengan upaya mengokohkan manusia di atas kandungan Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi was sallam dalam perkara-perkara akidah dan manhaj, dan itu sangat banyak sekali.
Jadi hendaknya kalian menimba ilmu darinya (Al-Qur’an, As-Sunnah dan riwayat Salaf) walhamdulillah. Karena sesungguhnya dikhawatirkan terhadap seorang penuntut ilmu jangan sampai dia diculik oleh orang-orang yang pura-pura menampakkan manhaj Salaf, kemudian Allah nampakkan hakekat mereka dan Allah bongkar tujuan busuk mereka.
Hal semacam ini telah banyak terjadi di masa ini. Ada orang-orang yang lahiriyahnya di atas manhaj Salaf, kemudian setelah malam dan hari berganti serta terjadi berbagai peristiwa, tiba-tiba tersingkaplah keadaan mereka. Kita tidak tahu apakah dahulu mereka benar-benar di atas kebenaran dan merasa puas dengan manhaj Salaf?! Ataukah mereka hanya berkedok saja?! Allah saja yang mengetahui hakekat keadaan mereka.
Maka orang-orang yang semacam mereka itu saya berpendapat untuk tidak merasa butuh kepada mereka dan tidak perlu bersedih karena merasa kehilangan mereka dan apa yang telah mereka usahakan. Pada kita ada yang telah mencukupi walhamdulillah.
Hanya kepada Allah saja saya memohon agar mengokohkan kami dan kalian di atas kebenaran serta menjauhkan kami dan kalian dari berbagai fitnah yang nampak dan yang tersembunyi. Sesungguhnya Rabb kita Maha Mendengarkan doa.
ﻭَﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﻧَﺒِﻴِّﻨَﺎ ﻣ
ُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﻭَﺻَﺤْﺒِﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ.
Sumber:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=143439
WhatsApp Salafy Indonesia || http://forumsalafy.net
Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
Mendengarkan Rekaman Kajian Dari Orang Yang Telah Menyimpang
PERTANYAANOrang-orang yang dahulu termasuk diatas manhaj yang benar lalu dikemudian hari dia mereka menyimpang dari manhaj yang benar, apakah masih diperbolehkan bagi kami untuk mendengarkan rekaman-rekaman kajian mereka atau membaca buku-buku karya mereka yang dulu sebelum menyimpang?
Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i -رحمه الله -
JAWABAN:
Saya tidak menasehatkan untuk membaca buku-buku mereka tidak pula mendengarkan rekaman-rekaman mereka.
Aku terkagum dengan ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah:
"Kalau kiranya Allah عزوجل tidak memunculkan seorang imam Bukhori dan juga imam Muslim sungguh Allah tidak menyia-nyiakan(menelantarkan) agamaNya
Allah-lah yang menjaga agamaNya, Allah berfirman:
ﺇِﻧَّﺎ ﻧَﺤْﻦُ ﻧَﺰَّﻟْﻨَﺎ ﺍﻟﺬِّﻛْﺮَ ﻭَﺇِﻧَّﺎ ﻟَﻪُ ﻟَﺤَﺎﻓِﻈُﻮﻥَ
"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar yang akan menjaganya,"
Maka aku nasehatkan untuk menjauhi buku-buku, rekaman, dan menghadiri kajian-kajian mereka, bahkan merekabutuh kepada dakwah ini, butuh untuk kembali kepada Kitabullah dan sunnah Rasulullah dan juga hendaknya mereka bertaubat kepada Allah سبحانه وتعالى dari apa yang telah terjadi pada tragedi Teluk(*) dan yang lainnya,"
ﻭﺳﺌﻞ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﻘﺒﻞ ﺑﻦ ﻫﺎﺩﻱ ﺍﻟﻮﺍﺩﻋﻲ - ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ :-
ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﻌﺘﺒﺮﻭﻥ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﻨﻬﺞ ﺍﻟﺼﺤﻴﺢ ﺛﻢ ﺯﺍﻏﻮﺍ ﻋﻨﻪ ﻫﻞ ﻳﺠﻮﺯ ﻟﻨﺎ ﺍﻻﺳﺘﻤﺎﻉ ﺇﻟﻰ ﺃﺷﺮﻃﺘﻬﻢ ﺃﻭ ﻗﺮﺍﺀﺓ ﻛﺘﺒﻬﻢ ﺍﻟﻤﺆﻟﻔﺔ ﻗﺪﻳﻤﺎً ﻭﻛﺬﺍ ﻣﺤﺎﺿﺮﺍﺗﻬﻢ؟
ﻓﺄﺟﺎﺏ - ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ - ﺑﻘﻮﻟﻪ :
« ﺃﻧﺎ ﻻ ﺃﻧﺼﺢ ﺑﻘﺮﺍﺀﺓ ﻛﺘﺒﻬﻢ ﻭﻻ ﺳﻤﺎﻉ ﺃﺷﺮﻃﺘﻬﻢ، ﻭﺗﻌﺠﺒﻨﻲ ﻛﻠﻤﺔٌ ﻋﻈﻴﻤﺔٌ ﻟﺸﻴﺦ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﺍﺑﻦ ﺗﻴﻤﻴﺔ -ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ - ﻳﻘﻮﻝ ﻓﻴﻬﺎ : ﻟﻮ ﺃﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﺎ ﺃﻭﺟﺪ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻭﻣﺴﻠﻤﺎً ﻣﺎ ﺿَﻴَّﻊ ﺩﻳﻨﻪ .
ﻓﺎﻟﻠﻪ - ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ - ﻗﺪ ﺣﻔﻆ ﺍﻟﺪﻳﻦ، ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ : )) ﺇِﻧَّﺎ ﻧَﺤْﻦُ ﻧَﺰَّﻟْﻨَﺎ ﺍﻟﺬِّﻛْﺮَ ﻭَﺇِﻧَّﺎ ﻟَﻪُ ﻟَﺤَﺎﻓِﻈُﻮﻥَ (( ﻓﺄﻧﺼﺢ ﺑﺎﻟﺒﻌﺪ ﻋﻦ ﻛﺘﺒﻬﻢ ﻭﺃﺷﺮﻃﺘﻬﻢ ﻭﺣﻀﻮﺭ ﻣﺤﺎﺿﺮﺍﺗﻬﻢ ﻭﻫﻢ ﻣﺤﺘﺎﺟﻮﻥ ﺇﻟﻰ ﺩﻋﻮﺓ، ﻭﺇﻟﻰ ﺍﻟﺮﺟﻮﻉ ﺇﻟﻰ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺇﻟﻰ ﺳﻨﺔ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻭﺃﻥ ﻳﺘﻮﺑﻮﺍ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ ﻣﻦ ﺍﻟﺬﻱ ﺣﺼﻞ ﻣﻨﻬﻢ ﻓﻲ ﻗﻀﻴﺔ ﺍﻟﺨﻠﻴﺞ ﻭﻓﻲ ﻏﻴﺮﻫﺎ » [ ﺗﺤﻔﺔ ﺍﻟﻤﺠﻴﺐ / 209 ] .
Dimana pada tragedi perang Teluk nampaklah orang-orang yang menyimpang dari kalangan sururi dan juga muncul orang-orang yang mulai mencela Syaikh bin Baz -rahimahullah-
Sehingga Syaikh Muqbil menasehati agar mereka bertaubat dan kembali kepada manhaj yang benar, wallahu a'lam
WBF™ copyright
Selasa, 16 Jumadil Awal 1437 H/ 23 Februari 2016
KOMENTAR