Ibnu Abi Hatim Pembesar Tholibul Ilmi Dalam kitab Siyar Alamun Nubala karya Imam Adz Dzahabi dan juga di kitab Tadzkiratul Huf...
Ibnu Abi Hatim Pembesar Tholibul Ilmi
Dalam kitab Siyar Alamun Nubala karya Imam Adz Dzahabi dan juga di kitab Tadzkiratul Huffazh karya Imam Khatib al Baghdadi, dikisahkan bahwa seorang ulama besar yang bernama Abdurrahman bin Abi Hatim pernah menuturkan sebuah kisah perjalanan dalam belajarnya menimba ilmu agama.
Ini kisahnya...
Kami pernah berada di negeri Mesir selama 7 bulan.
Selama itu tidak pernah kami makan maraqah (sejenis kuah daging).
Sepanjang siang kami membagi waktu hanya untuk belajar bersama para syaikh (guru besar).
Sementara di malam hari kegiatan kami adalah menulis, menyalin dan saling memperbaiki catatan.
Pada suatu hari seperti biasanya kami beserta sahabat yang lain berangkat mendatangi syaikh untuk belajar.
Murid-murid yang lain berkata kepada kami bahwa syaikh sedang sakit.
Maka kami pun pulang.
Di tengah perjalanan, kami melihat ikan segar yang begitu menggoda.
Maka kami pun membelinya.
Tatkala kami pulang ke rumah, tak sadar, ternyata waktu belajar telah tiba.
Tidak mungkin bagi kami untuk memasak ikan tersebut.
Akhirnya kami pun memutuskan berangkat untuk mengikuti pelajaran.
Kami tinggalkan ikan itu.
Demikan secara tak sadar, hal ini berlangsung selama 3 hari.
Kami pun teringat akan ikan tersebut.
Ketika dicek, ternyata keadaannya sudah berubah.
Tidak segar lagi.
Namun akhirnya kami tetap memakannya walau keadaan yang demikian.
Kami santap ikan itu mentah-mentah karena memang sudah tidak ada waktu lagi bagi kami untuk mengolahnya.
Memanglah, Ilmu itu tidak akan didapat dengan badan yang santai.
-selesai-
-selesai-
Pembaca yang dirahmati Allah...
Yang hebat di sini bukanlah sisi makan ikan setengah basinya.
Yang hebat di sini bukanlah sisi makan ikan setengah basinya.
Akan tetapi yang hebat dari kisah ini adalah sisi bagaimana para ulama ketika belajarnya lebih mengutamakan waktu mereka untuk menimba ilmu ketimbang yang lainnya.
Mereka tidak rela waktu belajarnya ditukar dengan apapun.
Wajar, jika agama ini senantiasa terjaga.
Karena dijaga oleh 'orang-orang besar'.
Bagaimana dengan kita?
Allahul musta'an (Allah lah tempat meminta pertolongan).
➖➖➖
💐 Wa Sedikit Faidah Saja (SFS)
➖➖➖
💾 Arsip lama Wa SFS, INdiC dan INONG terkumpul di catatankajianku.blogspot.com
➖➖➖
💐 Wa Sedikit Faidah Saja (SFS)
➖➖➖
💾 Arsip lama Wa SFS, INdiC dan INONG terkumpul di catatankajianku.blogspot.com
KOMENTAR