MENUTUP AURAT DI DALAM SHALAT قال شيخ الإسلام بن تيمية رحمه الله: وأما صلاة الرجل بادي الفخذين مع القدرة على الإزار فهذا لا يجوز ولا...
MENUTUP AURAT DI DALAM SHALAT
وأما صلاة الرجل بادي الفخذين مع القدرة على الإزار فهذا لا يجوز ولا ينبغي أن يكون فى ذلك خلاف ومن بنى هذا على الروايتين فى العورة كما فعله طائفة فقد غلطوا
Berkata Ibnu Taimiyyah rahimahullah:
Dan adapun shalatnya seseorang yang tampak kedua pahanya padahal mampu menutupinya dengan sarung maka ini tidak boleh, dan sepantasnya tidak ada khilaf didalam hal ini, dan siapa yang membangun hal ini diatas dua riwayat tentang aurat seperti yang dilakukan oleh sekelompok (ulama) maka sungguh mereka keliru.
ولم يقل أحمد ولا غيره: إن المصلي يصلى على هذه الحال، كيف! وأحمد يأمره بستر المنكبين فكيف يبيح له كشف الفخذ! فهذا هذا
Dan imam Ahmad dan selainnya tidak pernah menyatakan:
Sesungguhnya seseorang shalat diatas keadaan ini. Bagaimana mungkin! Padahal Imam Ahmad memerintahkan dia menutup kedua pundaknya, bagaimana mungkin dia membolehkan baginya menyingkap pahanya. Maka ini adalah ini
Tidak boleh shalat dengan telanjang padahal mampu berpakaian dengan kesepakatan ulama,
Dan Nabi shallahu alaihi wasallam bersabda:
Didalam hadits Bahz bin Hakim dari ayahnya dari kakeknya tatkala dia berkata: aku berkata:
Wahai Rasulullah, jika seseorang dari kami telanjang?
Beliau bersabda: Allah lebih berhak untuk malu karenaNya dari pada manusia.
(HR. Ahmad)
Maka jika hal ini diluar shalat maka didalam shalat lebih berhak malu kepadaNya
Maka diambilnya perhiasan (tutup aurat) untuk bermunajat denganNya.
Oleh karena itu berkata Ibnu Umar kepada ghulamnya yaitu Nafi' tatkala melihatnya shalat dengan tidak menutup kepala: maukah engkau keluar menemui orang-orang dalam keadaan seperti ini?
Dia menjawab: tidak, beliau (Ibnu Umar) berkata: maka Allah lebih berhak berhias-hias untukNya.
-------------------
Libasul mar'ah warrojuli fish sholah, Hal: 19-20]
WhatsApp Salafy Kolaka
KOMENTAR