Ternyata gusarnya pengajar terhadap siswa bukan isapan jempol, tidak dihargai,tdk dihormati oleh anak didik, tdk didengar lagi nasihat serta peringatannya,
Guru Kaya Kreasi
Ternyata gusarnya pengajar terhadap siswa bukan isapan jempol, tidak dihargai,tdk dihormati oleh anak didik, tdk didengar lagi nasihat serta peringatannya, adalah sebuah kenyataan.
Fenomena ini, bukan mutlak kesalahan santri. Sikap kita sebagai guru juga perlu dikoreksi. Mengapa pada satu kelas yg sama ada beberapa guru yg dapat mengendalikan kelas, mengajar dgn penuh kegembiraan, dan para santri begitu antusias menerima pelajaran, sementara sebagian guru tdk merasa bahagia saat mengajar di kelas itu?
Sebaliknya, ia merasa tersiksa menghadapi santri. Begitu pula santri menghadapi guru. Mereka bosan dan terpenjara selama satu jam pelajaran.
Pangkal persoalan tidak seratus persen ada pada diri santri. Ingat, kita memang tdk dapat mengendalikan arah mata angin. Namun kita dapat merubah arah layar agar kapal dapat mengarungi bahtera sesuai dgn arah mata angin.
Kita tidak dapat mengubah kondisi santri. Dan kita tidak juga akan mampu mengubah karakter santri.
Tetapi, kita dapat mengubah presepsi, pola pikir, paradigma, dan pola pandang. Kita dapat memperbaiki sikap dan karakter pribadi. Cobalah aktif mengadakan variasi dan inovasi dlm teknik mengajar dan berbagai kreativitas agar dapat mengendalikan kelas.
Intinya, semua berawal dari perubahan diri kita yang bisa menarik para santri utk mengalami perubahan juga.
Ya Allah, hanya rahmatMu yg kuharapkan, maka janganlah Engkau serahkan aku kepada nafsuku walau sekejap mata dan perbaikilah semua urusanku. Tiada sesembahan yg haq melainkan Engkau."
والله أعلم.
Grup MANUT
(Ma' had Nurus Sunnah Tegal )
KOMENTAR