Hukum Buka Puasa Sebelum Berangkat Safat
[Penerapan Fatwa as-Syaikh Ibnu 'Utsaimin -rahimahullah-]
SESEORANG BERNIAT SAFAR DI SIANG HARI RAMADHAN, BOLEHKAH BAGINYA BERBUKA PUASA DULU DI RUMAHNYA BARU KEMUDIAN BEPERGIAN?
PERTANYAAN :
Apa kaidah bagi seseorang yang bersafar di bulan Ramadhan? Bolehkah ia berbuka di rumahnya lalu berangkat ataukah setelah ia meninggalkan rumah lalu berbuka?
JAWABAN :
لا يجــــوز للإنسان أن يترخـــص برخص السفر، لا في ترك الصيام، ولا في قصر الصلاة، ولا في جمعها، ولا التيمم؛ حتى يغادر البلد، فما دام في البلد ولو كان قد شد رحلــــه فهو في البلد، فلا يترخص.
TIDAK BOLEH bagi seseorang mencari rukhsah (keringanan) yang ada dalam safar, tidak untuk meninggalkan berpuasa, tidak pula untuk meng-qashar dan menjamak shalat serta tayammum SAMPAI ia meninggalkan negerinya.
SEHINGGA selama ia masih berada di negerinya meskipun telah menyiapkan perbekalan maka ia tetap berada di negerinya maka ia tidak boleh mencari rukhshah.
Penanya: Jika ia berbuka di rumahnya kemudian pergi?
▫Syaikh: HARAM baginya (Tidak boleh).
Penanya: Wajibkah baginya qadha atau perkara lainnya?
Syaikh: Qadha (atasnya), ia meng-qadha apapun keadaannya.
Penanya: dan termasuk orang yang jahil (tidak tahu) jika ia berbuka?
Syaikh: diqadha, sebab ia TIDAK BOLEH berbuka kecuali setelah ia keluar. Andaikata ia telah keluar dari kotanya, ia berbuka tidak masalah.
Penanya: Orang tersebut melakukannya dalam kondisi jahil sehingga ia pun berbuka di rumahnya kemudian safar dan berangkat. Apakah kita katakan : " Wajib atasnya kaffarah (denda atas pelanggaran)?
Syaikh: Kaffarah itu hanya ada pada jima', adapun makan dan minum tidak ada kaffarah pada keduanya.
Penanya: mereka berkata, sesungguhnya pengikut madzhab Maliki berpendapat adanya kaffarah pada keduanya.
Syaikh: perkataan mereka TIDAK BENAR. Siapa dari ulama yang berkata: "Sesungguhnya seorang yang berbuka dengan makan dan minum atau pun jima' maka wajib baginya kaffarah" perkataannya tersebut tidak benar.
Penanya: Bukankah pada masalah ini ada qiyas (analogi/persamaaan) antara jima' di bulan Ramadhan sehingga wajib baginya kaffarah, karena ia berbuka secara sengaja?
Syaikh: Jima' berbeda dengan yang lainnya dari perkara yang dilarang(ketika berpuasa) . Oleh karenanya jima' bisa merusak ibadah yang ada pada haji dan umrah namun perkara yang dilarang selainnya tidak merusak(haji dan umrah). MAKA jima' perkaranya lebih besar dan tidak bisa diqiyaskan antara yang lebih rendah dengan yang lebih tinggi.
Penanya: jika demikian pendapat mereka tidak benar
Syaikh: iya.
Sumber: Rangkaian pertemuan terbuka (2)
ــــــــــــــــــــــــ
Sumber:
http://zadgroup.net/bnothemen/upload/ftawamp3/od_002_25.mp3 [durasi 01:56]
✏ Alih Bahasa:
Abu Zulfa Anas (Semarang) hafizhohullah
Penanya: mereka berkata, sesungguhnya pengikut madzhab Maliki berpendapat adanya kaffarah pada keduanya.
Syaikh: perkataan mereka TIDAK BENAR. Siapa dari ulama yang berkata: "Sesungguhnya seorang yang berbuka dengan makan dan minum atau pun jima' maka wajib baginya kaffarah" perkataannya tersebut tidak benar.
Penanya: Bukankah pada masalah ini ada qiyas (analogi/persamaaan) antara jima' di bulan Ramadhan sehingga wajib baginya kaffarah, karena ia berbuka secara sengaja?
Syaikh: Jima' berbeda dengan yang lainnya dari perkara yang dilarang(ketika berpuasa) . Oleh karenanya jima' bisa merusak ibadah yang ada pada haji dan umrah namun perkara yang dilarang selainnya tidak merusak(haji dan umrah). MAKA jima' perkaranya lebih besar dan tidak bisa diqiyaskan antara yang lebih rendah dengan yang lebih tinggi.
Penanya: jika demikian pendapat mereka tidak benar
Syaikh: iya.
Sumber: Rangkaian pertemuan terbuka (2)
ــــــــــــــــــــــــ
تطبيق فتاوى بن عثيمين رحمه الله - يريد السفر في نهار رمضان فهل له أن يفطر في بيته ثم يسافر؟
الســــؤال:
ما هو الضابط للمسافر في رمضان؟ هل يفطر في بيته ثم ينطلق، أم يجاوز البيوت حتى يفطر؟
الــــجواب:
لا يجوز للإنسان أن يترخص برخص السفر، لا في ترك الصيام، ولا في قصر الصلاة، ولا في جمعها، ولا التيمم؛ حتى يغادر البلد، فما دام في البلد ولو كان قد شد رحله فهو في البلد، فلا يترخص.
السائل: لو أفطر في بيته ثم انطلق؟
الشيخ: حرام عليه.
السائل: فهل عليه قضاء، أو هل عليه شيء؟الشيخ: القضاء سوف يقضي على كل حال.
السائل: والجاهل إذا أفطر؟
الشيخ: سوف يقضي؛ لأنه لا يفطر إلا بعد أن يخرج، فلو خرج من المدينة أفطر ولا بأس.
السائل: هذا الرجل فعل هذا وهو جاهل، فأفطر في بيته، ثم سافر وانتقل، فهل نقول: إن عليه كفارة؟
الشيخ:الكفارة ليست إلا في الجماع، الأكل والشرب ليس فيهما كفارة.
السائل: يقولون: إن المالكية يرون أنه فيهما كفارة؟
الشيخ: كلامهم ليس بصحيح، مَن قال من العلماء: إن من أفطر بأكل أو شرب أو جماع فعليه الكفارة، فقوله ليس بصواب.
السائل: أليس في هذا قياس على أنه جامع في رمضان وعليه كفارة، فأفطر عن عمد؟
الشيخ: الجماع يفارق غيره من المحظورات، ولهذا يفسِد النسك في الحج والعمرة ولا يفسِد غيره من المحظورات، فالجماع له شأن أعظم، ولا يقاس الأدنى على الأعلى.
السائل: إذاً قولهم غير صحيح؟
الشيخ: إي نعم.
الصيام > وجوب الصوم والأعذار المبيحة للفطر
رابط المقطع الصوتي
✺✴✺Sumber:
http://zadgroup.net/bnothemen/upload/ftawamp3/od_002_25.mp3 [durasi 01:56]
✏ Alih Bahasa:
Abu Zulfa Anas (Semarang) hafizhohullah
KOMENTAR