Solusi anak diare, cara mencegah diare, cara mengatasi diare
Diare merupakan salah satu penyakit yang sering menimpa anak-anak. Betul kan?. Gejalanya ditandai dengan frekuensi BAB yang lebih sering dari biasanya dan konsistensinya lebih cair dari biasanya, kadang berlendir dan berdarah. Selain itu bisa disertai gejala mual muntah dan demam. Bahkan ada juga yang disertai batuk pilek. Yang perlu diwaspadai adalah komplikasinya berupa dehidrasi.
Berikut penangannya jika anak kita diare:
Tidak perlu panik jika anaknya diare. Lihat dahulu kondisi anak, apakah ada gejala dehidrasi. Komplikasi diare adalah dehidrasi yaitu kekurangan cairan. Dehidrasi ini berbahaya. Jika ada tanda-tanda dehidrasi, sebaiknya segera dibawa ke dokter. Kalau tidak ada, anak dapat dirawat di rumah.
Terdapat 3 keadaan akibat dehidrasi,yaitu:
- Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan<5% Berat Badan). Tandanya anak tetap aktif, keinginan untuk minum seperti biasa karena rasa haus tidak meningkat, kelopak mata tidak cekung, buang air kecil (BAK) sering.
- .Dehidrasi ringan sedang (kehilangan cairan 5-10% Berat Badan). Tandanya anak gelisah atau rewel, anak ingin minum terus karena rasa haus meningkat), kelopak mata cekung, BAK mulai berkurang.
- Dehidrasi berat (kehilangan cairan>10% Berat Badan). Tandanya anak lemas atau tidak sabar, tidak dapat minum, kelopak mata sangat cekung, pada uji cubit kulit kembali lebih dari 2 detik. Agar lebih mudah gunakan kulit perut.
Kalau anak diare, orang tua tidak kepikiran untuk menimbang anaknya. Secara klinis dapat dibedakan. Untuk menilai kondisi dehidrasi pada anak ada 4 parameter yang bisa digunakan yaitu aktivitas, rasa haus, kelopak mata, buang air kecil, dan uji turgor atau uji cubit.
Lihat kelopak mata anak, apakah cekung atau tidak. Anak harus kencing dalam waktu 6-8 jam, jika lebih dari 8 jam tidak kencing atau kencing sedikit maka dehidrasi ringan. Untuk anak yang lebih besar batas kencingnya 12 jam.Uji cubit paling gampang dilakukan pada kulit perut, kulit harus kembali dalam 2 detik.
Kapan anak yang diare dibawa ke dokter?
Jika tanpa dehidrasi, anak tidak perlu buru-buru dibawa ke dokter. Meskipun tergolong dehidrasi ringan tapi jika anak muntah setiap kali minum, sebaiknya langsung dibawa ke dokter karena akan menjadi dehidrasi berat. Paling tidak diberikan obat muntahnya.Jika di rumah hanya ada oralit, maka bubuk oralit dewasa diencerkan 2 kali lipatnya. Jadi, yang seharusnya 250 cc dapat diencerkan menjadi 500 cc. Cairan khusus anak (Pedialit) ini tidak perlu diencerkan lagi tapi langsung diminum dari botol dan dapat diperoleh di apotek. Setelah segel botol dibuka, maka dalam 24 jam cairan tersebut harus dihabiskan.
Pengobatan diare pada anak :
Diare adalah mekanisme tubuh mengeluarkan racun, bakteri virus,. Anak-anak tidak boleh dihentikan diarenya, karena menghambat pergerakan usus. Seolah-lah diarenya berhenti tapi di dalam masih berlangsung. Efek sampingnya usus lecet.Tindakan yang penting adalah diberikan cairan lebih dari biasanya. Berikan cairan khusus anak yang mengandung elektrolit untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Anak yang diare jangan hanya diberi air saja, sebaiknya diberikan cairan yang mengandung elektrolit (natrium, kalium) dan kalori. Anak jangan dipuasakan.Makanan harus tetap diberikan tapi hindari sayuran karena serat susah dicerna sehingga bisa meningkatkan frekuensi diarenya. Buah-buahan juga dihindari kecuali pisang dan apel karena mengandung kaolin, pektin, kalium yang berfungsi memadatkan tinja serta menyerap racun.
Orangtua bisa membuat cairan elektrolit dengan melarutkan 1-2 sendok makan gula dan garam seujung sendok teh kedalam air putih satu gelas. Untuk kalori bisa diberikan air tajin, 1 sdm tepung beras 100 cc air dimasak sampai mendidih.Obat yang boleh diberikan hanya absorben seperti norit, golongan smectite yang berfungsi menyerap racun. Bisa juga diberikan biakan bakteri hidup seperti lactobacillus(Lacto B/ L-Bio). Selain itu juga diberikan suplemen zinc (Zincare, Zinpro,dll).
Antibiotik diberikan hanya pada kasus yang terbukti ada infeksi bakteri misalnya penyakit kolera yang disebabkan Vibrio cholerae, penyakit disentri yang disebabkan parasit yaitu amuba dengan ciri-ciri fesesnya bau sekali, ada lendir, darah, anaknya merasa sakit sekali saat mau BAB untuk membuktikan infeksi bakteri dilakukan dengan pemeriksaan feses rutin. Lebih tepat dengan kultur tinja pada diare melanjut lebih dari seminggu kemungkinan bakteri.Perlu dicermati, jika diare hanya berupa air saja dan ampasnya sedikit, itu menunjukkan ke arah infeksi virus sehingga tidak perlu antibiotik.
Cara untuk mencegah diare:
- Mencuci tangan, anak harus diajarkan untuk mencuci tangannya, sedangkan pada bayi sering dilap tangannya.
- Jaga kebersihan makanan minuman, berikan ASI eksklusif minimal 6 bulan.
ADMIN INKES
Dari
WA Majmu'ah Ahlus Sunnah
KOMENTAR