SYUBHAT, SIBUKKAN DIRI DENGAN BELAJAR, JANGAN SIBUKAN DIRI DENGAN FITNAH
SYUBHAT, SIBUKKAN DIRI DENGAN BELAJAR, JANGAN SIBUKAN DIRI DENGAN FITNAH
Asy-Syaikh al-‘Allamah Zaid al-Madkhali رØمه الله pernah ditanya:Seorang penanya dari Emirat mengatakan: Apa nasehat anda wahai syaikh teruntuk seorang pemula yang menyibukkan dirinya dengan berbagai bantahan dan ucapan para ‘ulama dalam kondisi ia belum mengetahui (berilmu) bahkan meskipun tentang fikih thaharah maupun yang lainnya?
Jawaban: Nasehatku, hendaklah ia mempelajari agama ini baik dalam perkara akidah, syariat-ibadah, akhlak, maupun dalam perkara manhaj yang ia berjalan di atasnya. Dan diantaranya adalah kitab-kitab bantahan yang diletakkan oleh salafush shalih dan para pengikutnya guna membantah ahlu ahwa dan bid’ah. Betapa banyaknya kitab-kitab bantahan itu di setiap zaman dan tempat.
Maka tidak boleh bagi seorang pun menjadikan minimnya pengetahuan tentang fikih bersuci atau fikih shalat sebagai alasan untuk mengharamkan manusia dari mendengarkan kitab-kitab bantahan, karya-karya tulis tentangnya, mengambil faedah dari tulisan-tulisan tersebut, atau dari membacanya.
Sesungguhnya agama itu sempurna. Maka sebagaimana kita wajib mempelajari perkara-perkara akidah dan syariat-syariat ibadah, demikian juga kita wajib mempelajari manhaj yang realistis dan memahami sunnah supaya kita dapat mengamalkannya serta mengetahui lawannya agar kita dapat menjauhinya yaitu bid’ah. Inilah yang sudah seharusnya dilakukan.
Sehingga tidak boleh bagi seorangpun berkata kepada orang-orang “Tinggalkan bantahan-bantahan ini, tinggalkan ini dan itu, namun yang wajib bagi kalian adalah demikian dan demikian,” ini merupakan ucapan tanpa ilmu. Karena bila seorang itu tidak mengetahui keburukan, niscaya ia akan terjatuh ke dalamnya. Dan bantahan-bantahan itu akan menjelaskan jalan kebaikan dari jalan-jalan kejelekan. Oleh karena itu, hendaknya ia mendengarkan rekaman, membaca kitab, dan mendengar dari seorang ‘alim tentang seluruh tingkatan agama: baik itu perkara akidah, syariat, sunnah, maupun manhaj.
Tidaklah para pelaku bid’ah itu diketahui, sejak zaman dahulu kala dari masa shahabat hingga hari kita ini kecuali melalui kitab-kitab bantahan atas mereka. Seandainya kitab-kitab bantahan itu tidak didapati di berbagai tempat dan zaman, niscaya manusia tidak akan mengetahui ahlu bid’ah dan tidak akan mampu memperingatkan umat dari para mubtadi’.
Namun wajib bagi para ahli bantahan itu menetapi janji kepada Allah untuk tidak berkata kecuali kebenaran, dan tidak menuduh seorang pun tanpa bukti dan pengetahuan, baik melalui tulisan-tulisan, catatan-catatan, rekaman, ataupun karya tulisnya.
Inilah metode bantahan. Dan tanpa itu, tidak boleh bagi seorang pun melemparkan bantahan hanya berdasarkan dugaan belaka dan tuduhan tanpa adanya bukti yang nyata. Na’am.
Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=134573#entry656621
Alih bahasa: Syabab Forum Salafy
WhatsApp Salafy Indonesia
Channel Telegram : http://bit.ly/ForumSalafy
KOMENTAR